A. Pengertian Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Adalah
laynan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
didalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, kegiatan ko/ekstrakulikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan
penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
B. Tujuan Umum
Diperolehnya tempat yang sesuai bagi
individu untuk mengembangkan potensi dirinya.
C. Tujuan Khusus
1.
Fungsi pemahaman
Terpahaminya kondisi individu dan
lingkungan yang ada dan yang dikehendaki
2.
Fungsi pencegahan
Mencegah
masalah jika potensi individu sesuai dengan lingkungan untuk pengembangan
potensinya
3.
Fungsi pengentasan
Menyelesaikan masalah melalui upaya
penempatan pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu
4.
Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
Potensi individu menjadi
terkembangkan dan terpeliharanya dari hal-hal yang menghambat dan merugikan
5.
Fungsi advokasi
Menghindari individu dari
keteraniayaan diri dan hak-haknya.
D. Komponen
1.
Konselor
Ahli pelayanan konseling yang peduli
terhadap optimalisasi perkembangan individu demi kebahagiaan kehidupannya.
2.
Subyek layanan dan masalahnya
Subyek layanan adalah siapa saja
memerlukan kondisi lingkungan yang dengan kebutuhan kehidupan dan
perkembangannya.
E. Pendekatan dan Teknik
Hal yang perlu dicermati oleh konselor:
1. Potensi dan kondisi individu
·
Potensi
intelegensi, bakat, minat dan kecenderungan
·
Kondisi
psikofisik, seperti terlalu banyak bergerak, cepat lelah, lergi terhadap lingkungan
·
Kemampuan
berkomunikasi dan kondisi hubungan social
·
Kemampuan panca indera
·
Kondisi fisik
2. Kondisi Lingkungan
·
Kondisi fisik,
kelengkapan serta tata letak dan susunannya
·
Kondisi udara dan cahaya
·
Kondisi hubungan sosio-emosional
·
Kondisi dinamis
suasana kerja dan cara-cara tingkah laku
·
Kondisi statis
seperti aturan-aturan.
Hal pokok yang dilakukan konselor dalam layanan PP:
1. Mengkaji potensi dan kondisi diri individu
2. Mengaji kondisi lingkungan
3. Mengkaji kesesuaian individu dengan
lingkungan
4. Mengkaji prospek lingkungan lain
5. Menempatkan individu pada lingkungan baru.
Bentuk
penempatan dan penyaluran:
1. Penempatan siswa dalam kelas
2. Penempatan siswa dalam kelompok
belajar
3. Penempatan dalam kelompok kegiatan bakat dan minat khusus
(ekstrakurikuler)
4. Penempatan subyek pada posisi tertentu dlam organisasi
kesiswaan dan organisasi lainnya
5. Pemindahan subyek ke lembaga pendidikan yang lebih sesuai
6. Pemindahan dan penggantian mata pelajara (mata kuliah),
atau bidang studi
7. Pemindahan anak ke asrama atau ruangan
8. Pemindahan tempat tinggal
F. Oprasionalisasi
a.
Perencanaan
Identifikasi kondisi yang
menunjukkan adanya permasalahan pada subyek layanan, menetapakan subyek
layanan, menentapkan prosedur, perangkat dan media layanan serta menyiapkan
kelengkapan administrasi
b.
Pelaksanaan
Melakukan pengkajjian terhadap
berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan subyek layanan sesuai dengan
prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan lalu dilaksanakan penempatan
c.
Evaluasi
Menetapkan materi evaluasi,
menetapkan prosedur evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengaplikasikan
instrumen dan mengolah hasil evaluasi
d.
Analisis hasil evaluasi
Menetapkan norma/standar evaluasi,
melakukan analisis dan menafsirkan hasil analisis
e.
Tindak lanjut
Mengidentifikasi maslaah yang perlu
ditindaklanjuti, menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut pihak terkait dan melaksanakan rencana tindak lanjut
f.
Pelaporan
Menyusun laporan layanan PP,
menyempaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan
G. Jenis-jenis Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan
pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampun minat dan hobinya
tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan
yang optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orng-orang dewasa,
terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
Disekolah, banyak wadah dan kegiatan yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan bakat, kemampuan dan minat serta hobi, misalnya
kegiatan keparamukaan, Palang Merah Remaja (PMR), kelompok pencinta alam,
kegiatan kesenian, olahraga, kelompok-kelompok belajar, dan sebagainya.
Demikian juga untuk pengembangan bakat dan minat yang lebih lanjut, sekolah
penyediaan jurusan-jurusan dan program-program khusus pendidikan dan latihan.
1.
Penempatan
dan penyaluran Siswa di Sekolah
a.
Layanan
Penempatan di dalam kelas
Layanan
penempatan didalam kelas adalah jenis layanan yang paling sederhana dan mudah
dibandingkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya. Namun demikian,
penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan Keuntungan yang diperoleh dengan
penempatan masing-masing anak secara tepat diantaranya:
1. Bagi siswa
yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharan terhadap
kondisi individual siswa (fisik, mental, sosial)
2. Bagi guru, khususnya
dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas, dengan penempatan yang tepat menjadi
lebih mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa
Yang keduanya bermuara pada pemberian
kemudahan bagi pengembangan anak secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan masing-masing.
Tempat duduk anak-anak dalam kelas tidak
seharusnya menetap sepanjang tahun atau semester untuk mencapai manfaat
maksimal dari layanan penempatan itu. Dalam kaitan itu, dan hal yang patut
mendapat perhatian umum ialah:
·
Jangan sampai
penempatan seorang murid pada suatu tempat merupakan hukuman yang diterapkan
kepadanya,
·
Sedapat-dapatnya alas
an penempatan masing-masing anak itu diketahiui dan disetujui oleh semua warga
kelas.
Oleh Karena itu (guru atau
wali kelas), dengan bantuan konselor, perlu menjelaskan kepada warga kelas
kebijaksanaan yang ditempuh dalam penempatan siswa. Layanan penempatan akan
lebih terbantu lagi, apabila formasi kelas sewaktu-waktu dapat diubah sesuai
dengan keperluan pengajaran atau kegiatan kelas padaumumnya.
Formasi “duduk melingkar”
merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam pelayanan penempatan itu.
b.
Penempatan
dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar
Tujuan
pokok pembentukan kelompok belajar yaitu:
1. Untuk
memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Tujuan ini biasanya diterapkan dalam proses belajar dan mengajar
yang menggunakan sistem maju berkelanjutan. Dalam sistem ini setiap siswa
mempunyai kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa
harus mengganggu atau didesak oleh siswa lain. Keuntungan dari pengelompokan
seperti ini yaitu guru konselor dapat menyesuaikan metode pengajaran dan
pelayanan lainya dengan kemampuan dan cara belajar siswa.
2. Untuk
wadah belajar bersama. Cara pengelompokan ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga didalam suatu kelompok belajar akan terdapat siswa-siswa yang
kemampuannya pandai, sedang, dan kurang. Atau dapat juga dilakukan berdasarkan
atas pilihan siswa. Pengelompoka n seperti ini bertitik tolak dari anggapan
dasar bahwa siswa dapat belajar bersama,
saling memberi dan menerima, saling
tukar pengetahuan dan keterampilan.
c.
Penempatan
dan Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstra Kulikuler
Kegiatan ko/ekstra kulikuler
merupakan bagian dari kurikulum. Sebagaiman dengan kegiatan-kegiatan lain,
kegiatan ko/ekstra kulikuler pun dapat menjadi wadah belajar bagi siswa. Salah
satu ciri yang menonjol dari kegiatan ko/ekstra kulikuler adalah
keanekaragamannya. Penempatan ko/ekstra kulikuler yang tepat dapat membantu
siswa-siswa itu memperoleh pemahaman yang diperlukannyauntuk dapat ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan itu secara efektif.
d.
Penempatan
dan Penyaluran ke Jurusan/Program Studi
Setiap
awal tahun ajaran, banyak siswa SMA yang menghadapi masalah “jurusan/program
apa yang sebaiknya saya ikuti?” Sebagian siswa dapat merencanakan atau menentukan
sendiri jurusan/program studi apa yang akan diambilnya. Mereka menyiapkan diri
dengan sebaik-baiknya. Namun disamping itu, banyak juga siswa yang tidak dapat
membuat rencananya secara realistis. Mereka membuat rencana hanya berdasarkan
atas kemauan dan keinginan, tidak menyesuaikan dengan bakat dan kemepuan yang
dimilikinya, atau bahkan ada siswa-siswa yang tidak mampu membuat rencana sama
sekali. Terhadap siswa-siswa seperti itu, perlu diberikan bantuan agar mereka
dapat membuat rencana-rencan adan mengambil keputusan secara bijaksana.
Usaha
pemberian bantuan seperti yang dimaksud diatas diawali dengan menyajiakan
informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas. Informasi itu, sebagaimana
telah digambarkan terdahulu, hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami
tujuan, isi (kurikulum), sifat, syarat-syarat memasuki program studi tertentu,
cara dan keterampilan belajar, kesempatan0-kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan, dan kesempatan-kesempatan kerja satelah tamat dari setiap
jurusan/program studi. Selanjutnya, bagi siswa-siswa yang memerlukan dapat
diadakan konsultasi pribadi atau konseling perseorangan.
2.
Penempatan
dan Penyaluran Lulusan
Pada setiap akhir tahun ajaran ratusan ribu atau bahkan
jutaan anak muda menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu. Pada
umumnya mereka mendambakan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi. Atau bagi yang memang tidak bermaksud untuk melanjutkan
pendidikan, mereka mendambakan untuk dapat diterima pada lapangan kerja yang
sesuai.
Saat seperti itu merupakan saat yang kritis bagi
kebanyakan para lulusan, baik tamatan pendidikan dasar, pendidikan menengah,
maupun pendidikan tinggi. Mereka berada dalam masa transisi dari satu tingkat
pendidikan ke tingkat pendidikan lainnya atau dari dunia pendidikan kedunia
kerja. Dalam suasana ini, mereka dihinggapi oleh berbagai perasaan, seperti
cemas, bingung, tidak menentu, dan sebagainya. Perasaan-perasaan seperti ini
terutama sekali dialami oleh lulusan yang sebelumnya kurang mempersiapkan diri
dengan baik.
Masalah lain yang dihadapi ialah banyak diantara para
lulusan tadi yang setelah diterima pad lembaga pendidikan yang lebih tinggi,
justru tidak dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan, mereka mengundurkan
diri, atau pindah dari sekolah yang lain, atau terhambat kemajuan belajarnya
disekolah yang sama. Begitu juga bagi yang diterima pada lapangan kerja
tertentu, banyak diantara yang merasa tidak betah pada jabatan/pekerjaan itu,
tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, dan sebagainya.
a.
Penempatan
dan penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran
siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan secara acak, tetapi memerlukan
perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang
didudukinya. Karena hal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga
akan menyangkut citra sekilah secara keseluruhan, maka sekolah mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam manyelenggarakan pelayanan penempatan dan
penyaluran para siswanya setelah mereka tamat nantinya. Rencana yang baik
adalah rencana yang disusun berdasarkan atas pertimbangan tentang kekuatan dan
kelemahan siswa dari segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada
program pendidikan lanjutan itu, terutama segi kemampuan dasar, bakat, dan
minat, serta kemampuan keuangan. Oleh sebab itu sangat penting diungkpkan
bakat, minat, kemampuan dan cirri-ciri kepribadian lainnya yang dimiliki siswa,
serta keadaan social ekonomi orang tua/wali siswa. Bertitik tolak dari
pemahaman yang mendalam itu, guru dan atau konselor membantu siswa membuat
rencana penempatan dan penyalurannya kelembaga pendidikan yang sesuai. Adalah
sangat mustahil untuk memberikan bantuan bagi penempatan dan penyeluran seorang
siswa memasuki sekolah atau akademi perawat misalnya, sementara siswa itu
sendiri tidak menyenangi mata pelajaran biologi. Atau juga tidak mungkin untuk
mengarahkan penempatan dan penyaluran siswa ke bidang teknik mesn jika siswa
itu sendiri tidak memiliki pemahaman mekanika yang memadai.
b.
Penempatan
dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan
Disamping
penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para siswanya yang akan
memasuki dunia kerja. Walaupun disekeliling siswa tersedia berbagai lapangan
kerja, tetapi tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan mudah atau mudah
untuk dimasuki.
Layanan
penempatan dan penyaluran boleh dikatakan sebagai bentuk khusus yang paling
nyata dari berbagai fungsi pemeliharaan dan pengembanagn dalam segala pelayanan
bimbingan dan konseling. Dengan layanan tersebut individu dipelihara
kondisinya, sambil disana sii diperbaiki kondisi-kondisi yang kurang
memungkinan. Pemeliharaan (dan perbaikan) kondisi itu tidak lain untul memungkinkan
terjadinya proses perkembangan yang semakin cepat dan lancar sehingga tercapai
keadaan optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang dijalaninya.
Demi
suksesnya layanna penempatan dan penyaluran itu, kerjasama antara konselor dan
guru sangat menentukan. Guru merupakan kunci suksesnya layanan krena gurulah
yang menguasai lapangan dimana para siswa setiap hari berada, dibanding peranan
guru seperti itu, peranan konselor adalah sebagai arsitek yang memungkinkan
dibangunnyalayanan penempatan dan penyaluran dengan warna tertentu. Antara
arsitek dan pengelola lapangan harus terjadi kerjasama yang seerat-eratnya agar
bangunan yang berupa upaya “penempatan dan penyaluran” individu dapat terwujud
dengan kokoh dan nyaman.
Peranan
orang tua atau wali siswa juga cukup penting, terutama dalam memberikan data
pendukung tentang siswa. Apabial ketiga “guru-konselor-orang tua” kompak dan
matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran emi kebahagiaan anak,
sangat dapat diharapakan perkembangan anak berada pada jalur yang tepat.
Sumber
Priyatno
dam Amti, Erman, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka
Cipta.
Haries
Hamonangan Ronald, 2011, Konseling Filosofis, Jakarta: Percetakan Bima
0 komentar:
Posting Komentar