Minggu, 23 Juni 2013

Layanan penempatan dan Penyaluran

0


A.  Pengertian Layanan Penempatan dan Penyaluran
Adalah laynan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran didalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstrakulikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
B.  Tujuan Umum
Diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya.

C.  Tujuan Khusus
1.    Fungsi pemahaman
Terpahaminya kondisi individu dan lingkungan yang ada dan yang dikehendaki
2.    Fungsi pencegahan
Mencegah masalah jika potensi individu sesuai dengan lingkungan untuk pengembangan potensinya
3.    Fungsi pengentasan
Menyelesaikan masalah melalui upaya penempatan pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu
4.    Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
Potensi individu menjadi terkembangkan dan terpeliharanya dari hal-hal yang menghambat dan merugikan
5.    Fungsi advokasi
Menghindari individu dari keteraniayaan diri dan hak-haknya.
D.  Komponen
1.    Konselor
Ahli pelayanan konseling yang peduli terhadap optimalisasi perkembangan individu demi kebahagiaan kehidupannya.
2.    Subyek layanan dan masalahnya
Subyek layanan adalah siapa saja memerlukan kondisi lingkungan yang dengan kebutuhan kehidupan dan perkembangannya.

E.  Pendekatan dan Teknik
Hal yang perlu dicermati oleh konselor:
1.    Potensi dan kondisi individu
·         Potensi intelegensi, bakat, minat dan kecenderungan
·         Kondisi psikofisik, seperti terlalu banyak bergerak, cepat lelah, lergi terhadap lingkungan
·         Kemampuan berkomunikasi dan kondisi hubungan social
·         Kemampuan panca indera
·         Kondisi fisik

2.    Kondisi Lingkungan
·         Kondisi fisik, kelengkapan serta tata letak dan susunannya
·         Kondisi udara dan cahaya
·         Kondisi hubungan sosio-emosional
·         Kondisi dinamis suasana kerja dan cara-cara tingkah laku
·         Kondisi statis seperti aturan-aturan.

Hal pokok yang dilakukan konselor dalam layanan PP:
1.    Mengkaji potensi dan kondisi diri individu
2.    Mengaji kondisi lingkungan
3.    Mengkaji kesesuaian individu dengan lingkungan
4.    Mengkaji prospek lingkungan lain
5.    Menempatkan individu pada lingkungan baru.
Bentuk penempatan dan penyaluran:
1.    Penempatan siswa dalam kelas
2.    Penempatan siswa dalam kelompok belajar
3.    Penempatan dalam kelompok kegiatan bakat dan minat khusus (ekstrakurikuler)
4.    Penempatan subyek pada posisi tertentu dlam organisasi kesiswaan dan organisasi lainnya
5.    Pemindahan subyek ke lembaga pendidikan yang lebih sesuai
6.    Pemindahan dan penggantian mata pelajara (mata kuliah), atau bidang studi
7.    Pemindahan anak ke asrama atau ruangan
8.    Pemindahan tempat tinggal

F.   Oprasionalisasi
a.    Perencanaan
Identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada subyek layanan, menetapakan subyek layanan, menentapkan prosedur, perangkat dan media layanan serta menyiapkan kelengkapan administrasi
b.    Pelaksanaan
Melakukan pengkajjian terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan subyek layanan sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan lalu dilaksanakan penempatan
c.    Evaluasi
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengaplikasikan instrumen dan mengolah hasil evaluasi
d.    Analisis hasil evaluasi
Menetapkan norma/standar evaluasi, melakukan analisis dan menafsirkan hasil analisis
e.    Tindak lanjut
Mengidentifikasi maslaah yang perlu ditindaklanjuti, menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut pihak terkait dan melaksanakan rencana tindak lanjut
f.     Pelaporan
Menyusun laporan layanan PP, menyempaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan

G.  Jenis-jenis Layanan Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampun minat dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan yang optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orng-orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya.
Disekolah, banyak wadah dan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bakat, kemampuan dan minat serta hobi, misalnya kegiatan keparamukaan, Palang Merah Remaja (PMR), kelompok pencinta alam, kegiatan kesenian, olahraga, kelompok-kelompok belajar, dan sebagainya. Demikian juga untuk pengembangan bakat dan minat yang lebih lanjut, sekolah penyediaan jurusan-jurusan dan program-program khusus pendidikan dan latihan.
1.    Penempatan dan penyaluran  Siswa di Sekolah
a.    Layanan Penempatan di dalam kelas
Layanan penempatan didalam kelas adalah jenis layanan yang paling sederhana dan mudah dibandingkan dengan layanan penempatan penyaluran lainnya. Namun demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan Keuntungan yang diperoleh dengan penempatan masing-masing anak secara tepat diantaranya:
1.    Bagi siswa yang bersangkutan, yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharan terhadap kondisi individual siswa (fisik, mental, sosial)
2.    Bagi guru, khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas, dengan penempatan yang tepat menjadi lebih mudah menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa
Yang keduanya bermuara pada pemberian kemudahan bagi pengembangan anak secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing.
Tempat duduk anak-anak dalam kelas tidak seharusnya menetap sepanjang tahun atau semester untuk mencapai manfaat maksimal dari layanan penempatan itu. Dalam kaitan itu, dan hal yang patut mendapat perhatian umum ialah:
·         Jangan sampai penempatan seorang murid pada suatu tempat merupakan hukuman yang diterapkan kepadanya,
·         Sedapat-dapatnya alas an penempatan masing-masing anak itu diketahiui dan disetujui oleh semua warga kelas.

Oleh Karena itu (guru atau wali kelas), dengan bantuan konselor, perlu menjelaskan kepada warga kelas kebijaksanaan yang ditempuh dalam penempatan siswa. Layanan penempatan akan lebih terbantu lagi, apabila formasi kelas sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan pengajaran atau kegiatan kelas padaumumnya.

Formasi “duduk melingkar” merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam pelayanan penempatan itu.

b.    Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar
Tujuan pokok pembentukan kelompok belajar yaitu:
1.    Untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Tujuan ini biasanya diterapkan dalam proses belajar dan mengajar yang menggunakan sistem maju berkelanjutan. Dalam sistem ini setiap siswa mempunyai kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa harus mengganggu atau didesak oleh siswa lain. Keuntungan dari pengelompokan seperti ini yaitu guru konselor dapat menyesuaikan metode pengajaran dan pelayanan lainya dengan kemampuan dan cara belajar siswa.
2.    Untuk wadah belajar bersama. Cara pengelompokan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didalam suatu kelompok belajar akan terdapat siswa-siswa yang kemampuannya pandai, sedang, dan kurang. Atau dapat juga dilakukan berdasarkan atas pilihan siswa. Pengelompoka n seperti ini bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa siswa dapat  belajar bersama, saling memberi  dan menerima, saling tukar pengetahuan dan keterampilan.

c.    Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kegiatan Ko/Ekstra Kulikuler
Kegiatan ko/ekstra kulikuler merupakan bagian dari kurikulum. Sebagaiman dengan kegiatan-kegiatan lain, kegiatan ko/ekstra kulikuler pun dapat menjadi wadah belajar bagi siswa. Salah satu ciri yang menonjol dari kegiatan ko/ekstra kulikuler adalah keanekaragamannya. Penempatan ko/ekstra kulikuler yang tepat dapat membantu siswa-siswa itu memperoleh pemahaman yang diperlukannyauntuk dapat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan itu secara efektif.

d.    Penempatan dan Penyaluran ke Jurusan/Program Studi
Setiap awal tahun ajaran, banyak siswa SMA yang menghadapi masalah “jurusan/program apa yang sebaiknya saya ikuti?” Sebagian siswa dapat merencanakan atau menentukan sendiri jurusan/program studi apa yang akan diambilnya. Mereka menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Namun disamping itu, banyak juga siswa yang tidak dapat membuat rencananya secara realistis. Mereka membuat rencana hanya berdasarkan atas kemauan dan keinginan, tidak menyesuaikan dengan bakat dan kemepuan yang dimilikinya, atau bahkan ada siswa-siswa yang tidak mampu membuat rencana sama sekali. Terhadap siswa-siswa seperti itu, perlu diberikan bantuan agar mereka dapat membuat rencana-rencan adan mengambil keputusan secara bijaksana.
Usaha pemberian bantuan seperti yang dimaksud diatas diawali dengan menyajiakan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas. Informasi itu, sebagaimana telah digambarkan terdahulu, hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami tujuan, isi (kurikulum), sifat, syarat-syarat memasuki program studi tertentu, cara dan keterampilan belajar, kesempatan0-kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, dan kesempatan-kesempatan kerja satelah tamat dari setiap jurusan/program studi. Selanjutnya, bagi siswa-siswa yang memerlukan dapat diadakan konsultasi pribadi atau konseling perseorangan.

2.    Penempatan dan Penyaluran Lulusan
Pada setiap akhir tahun ajaran ratusan ribu atau bahkan jutaan anak muda menamatkan studi dari jenjang pendidikan tertentu. Pada umumnya mereka mendambakan untuk dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Atau bagi yang memang tidak bermaksud untuk melanjutkan pendidikan, mereka mendambakan untuk dapat diterima pada lapangan kerja yang sesuai.
Saat seperti itu merupakan saat yang kritis bagi kebanyakan para lulusan, baik tamatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Mereka berada dalam masa transisi dari satu tingkat pendidikan ke tingkat pendidikan lainnya atau dari dunia pendidikan kedunia kerja. Dalam suasana ini, mereka dihinggapi oleh berbagai perasaan, seperti cemas, bingung, tidak menentu, dan sebagainya. Perasaan-perasaan seperti ini terutama sekali dialami oleh lulusan yang sebelumnya kurang mempersiapkan diri dengan baik.
Masalah lain yang dihadapi ialah banyak diantara para lulusan tadi yang setelah diterima pad lembaga pendidikan yang lebih tinggi, justru tidak dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan, mereka mengundurkan diri, atau pindah dari sekolah yang lain, atau terhambat kemajuan belajarnya disekolah yang sama. Begitu juga bagi yang diterima pada lapangan kerja tertentu, banyak diantara yang merasa tidak betah pada jabatan/pekerjaan itu, tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, dan sebagainya.  
a.    Penempatan dan penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan
Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan tidak dapat dilakukan secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang didudukinya. Karena hal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga akan menyangkut citra sekilah secara keseluruhan, maka sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam manyelenggarakan pelayanan penempatan dan penyaluran para siswanya setelah mereka tamat nantinya. Rencana yang baik adalah rencana yang disusun berdasarkan atas pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan itu, terutama segi kemampuan dasar, bakat, dan minat, serta kemampuan keuangan. Oleh sebab itu sangat penting diungkpkan bakat, minat, kemampuan dan cirri-ciri kepribadian lainnya yang dimiliki siswa, serta keadaan social ekonomi orang tua/wali siswa. Bertitik tolak dari pemahaman yang mendalam itu, guru dan atau konselor membantu siswa membuat rencana penempatan dan penyalurannya kelembaga pendidikan yang sesuai. Adalah sangat mustahil untuk memberikan bantuan bagi penempatan dan penyeluran seorang siswa memasuki sekolah atau akademi perawat misalnya, sementara siswa itu sendiri tidak menyenangi mata pelajaran biologi. Atau juga tidak mungkin untuk mengarahkan penempatan dan penyaluran siswa ke bidang teknik mesn jika siswa itu sendiri tidak memiliki pemahaman mekanika yang memadai.
b.    Penempatan dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan
Disamping penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu para siswanya yang akan memasuki dunia kerja. Walaupun disekeliling siswa tersedia berbagai lapangan kerja, tetapi tidak semua lapangan kerja itu dapat dengan mudah atau mudah untuk dimasuki.
Layanan penempatan dan penyaluran boleh dikatakan sebagai bentuk khusus yang paling nyata dari berbagai fungsi pemeliharaan dan pengembanagn dalam segala pelayanan bimbingan dan konseling. Dengan layanan tersebut individu dipelihara kondisinya, sambil disana sii diperbaiki kondisi-kondisi yang kurang memungkinan. Pemeliharaan (dan perbaikan) kondisi itu tidak lain untul memungkinkan terjadinya proses perkembangan yang semakin cepat dan lancar sehingga tercapai keadaan optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang dijalaninya.
Demi suksesnya layanna penempatan dan penyaluran itu, kerjasama antara konselor dan guru sangat menentukan. Guru merupakan kunci suksesnya layanan krena gurulah yang menguasai lapangan dimana para siswa setiap hari berada, dibanding peranan guru seperti itu, peranan konselor adalah sebagai arsitek yang memungkinkan dibangunnyalayanan penempatan dan penyaluran dengan warna tertentu. Antara arsitek dan pengelola lapangan harus terjadi kerjasama yang seerat-eratnya agar bangunan yang berupa upaya “penempatan dan penyaluran” individu dapat terwujud dengan kokoh dan nyaman.
Peranan orang tua atau wali siswa juga cukup penting, terutama dalam memberikan data pendukung tentang siswa. Apabial ketiga “guru-konselor-orang tua” kompak dan matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran emi kebahagiaan anak, sangat dapat diharapakan perkembangan anak berada pada jalur yang tepat.




Sumber

Priyatno dam Amti, Erman, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
Haries Hamonangan Ronald, 2011, Konseling Filosofis, Jakarta: Percetakan Bima

0 komentar:

Posting Komentar