Senin, 24 Februari 2014

Blitar dan Pernikahan

0

Kali ini aku meninggalkan sejanak Jakarta. Segala genang airnya tatkala hujan. Rentetan motor dan mobil beserta nyaringnya dan bertumpuk file yang menunggu dikantor. Aku dan kedua sahbatku berkunjung ketempat dimana dilahirkannya tokoh hebat pembawa kemerdekaan nusantara ini. Tokoh yang dengan lantang menyatakan kemerdekaan bangsa ini. Iya. Ir. Soekarno. Blitar.

Bukan tanpa tujuan kami kesana. Kami ingin menjadi saksi kebahagiaan dua insan. Dua keluarga. Pernikahan. Buatku pernikahan adalah hal besar dalam hidup. Tak ayal, hati ini selalu menghangat menyaksikan akad dalam sebuah pernikahan. Pernikahan siapapun itu. Bagaimana tidak, sedang Arsy-Nya saja berguncang karena persaksian itu. Buatku akad bukan hanya rentetan kata. Ia lebih dari itu.

Hati yang selama ini dijaga. Cinta yang selama ini apik terbingkai. Dan raga yang sebelumnya haram. Seketika menjadi halal sesudah akad itu. Laki-laki yang mengambil alih tanggung jawab orang tuaku. Tanggung jawab ibu dan ayahku. Bahkan lebih itu. Sebuah komitmen.

Laki-laki yang mengajariku. Yang menasehatiku. Yang akan mengimamiku. Yang aku amini doanya. Yang ku ikuti rukunya. Yang ku temani sujud malamnya. Yang tangannya melekat dalam ketaatanku. Yang hadirnya membawaku dan keluargaku ke syurga-Nya kelak. Insya Allah.

Ah sudahlah. Tak pandai aku merangkai keagungan sebuah pernikahan. Untuk mu, sahabatku, Mba Enik dan Bang Ilham. Barakalahu laka wa barakallahu alaika wa jamaa bainakuma fi khair. Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan keberkahan atas pernikahanmu dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. Sakinah mawaddah wa rahmah, doaku untuk kalian. 

0 komentar:

Posting Komentar