Sabtu, 29 September 2018

Menanamkan Fitrah Seksualitas Anak dengan Kegiatan Bermain

1

Alhamdulillah kelompok kami akhirnya presentasi juga :D 

Dalam tema khusus kelompok kami mengangkat tentang fitrah seksualitas pada anak dengan bermain.

Untuk dapat masuk ke dunia anak dan mengajarkan seksualitas, orangtua disarankan masuk ke dunia yang paling dikenal oleh anak.

Dunia itu adalah dunia bermain.

Saat ini, anak masih membutuhkan penjelasan secara konkret atau nyata. Dunia bermain dapat memberikan pemahaman secara konkret pada anak.

Jika kita masuk ke toko mainan, maka biasanya kita akan mendapati pemisahan lorong untuk mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan. Begitu pula di kehidupan sosial kita. Ada kecenderungan penggunaan warna yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Biru untuk laki-laki dan pink untuk perempuan. Bagi sebagian orang, mungkin tidak sepenuhnya sepakat dengan hal tersebut. Namun pemisahan itu sudah menjadi hal yang sangat wajar di kehidupan sehari-hari. Apakah merupakan produk bawaan (nature) atau karena pola asuh (nurture)? Apakah anak-anak secara alami atau punya bawaan untuk memilih objek tertentu ataukah  karena pengaruh pola asuh dari orangtuanya yang memengaruhi anak di awal kehidupannya?

Sebuah studi menunjukkan bahwa ketertarikan berdasarkan gender sudah ada bahkan sebelum bayi bisa merangkak.

Ketika diperlihatkan pada tujuh macam mainan, bayi laki-laki berusia 9 bulan spontan mengambil mobil-mobilan, bola, serta mainan penggali pasir, dan cuek pada boneka beruang dan peralatan memasak. Bagaimana dengan para bayi perempuan? Pada usia yang sama, mereka juga lebih tertarik pada boneka, sayuran plastik, serta miniatur satu set cangkir.

Sara Amalie Thommessen, (dari City University, London, Inggris) menyimpulkan bahwa anak laki-laki lebih menyukai mainan yang bergerak, sedangkan anak perempuan memilih mainan yang memiliki profil wajah atau mainan yang mendukung naluri mengasuh.

Walter Gilliam, pakar perkembangan anak mengatakan bayi sudah mampu menangkap banyak hal di usianya yang baru 9 bulan.

Ketertarikan pada suatu objek berdasarkan perbedaan gender akan lebih nyata saat anak bertambah besar. Di usia 27 bulan hingga 36 bulan, anak perempuan menghabiskan 50 persen waktu bermainnya untuk main boneka. Sementara itu 87 persen waktunya dihabiskan anak laki-laki untuk main mobil-mobilan dan bola.

Professor Melissa Hines dari Cambridge University berhasil mengidentifikasi perbedaan gender dalam preferensi mainan. Ada beberapa bukti bahwa otak anak laki-laki didesain untuk mengekspresikan minat awal pada permainan kasar dan fisik serta mainan yang bergerak (seperti mobil-mobilan), sementara perempuan memilih boneka dan bermain peran.

Pentingkah memfasilitasi anak dengan mainan sesuai gender? dr. Markus menyatakan bahwa Gender itu penting, namun tidak mutlak dari awal harus dibatasi ini itu, yang pasti tetap perlu diarahkan.

Mengenalkan mainan sesuai gender bisa dimulai sejak usia anak 2 tahun (dr. Markus Danusantosa, SpA.)

Kalau ternyata anak lebih memilih mainan tidak sesuai gender, arahkan cara bermainnya. Misalnya anak perempuan cenderung memilih main mobil-mobilan. Saat anak itu memainkan mobil-mobilan, ambilkan boneka. Ini agar dalam proses permainan ada dua benda berbeda. Seolah-olah kita bandingkan mainan.  Kita tidak perlu kaku membatasi bahwa ini mainan anak laki-laki dan itu mainan anak perempuan. Bisa dengan pengalihan seperti memasukkan unsur feminin pada anak perempuan, atau unsur maskulin untuk anak laki-laki.

Orangtua perlu memperhatikan mainan yang akan diberikan pada anak-anak. Orientasi jangka panjangnya adalah menjaga anak-anak dari perilaku menyimpang. Pemberian mainan edukatif yang tepat sesuai jenis kelamin diharapkan dapat membantu membentuk karakter dan kepribadian anak. Akan lebih baik jika ayah bunda membelikan mainan edukatif yang mengandung nilai-nilai religi.

Gangguan Identitas Gender (GIG), selain karena faktor biologis, juga dapat dipengaruhi oleh pola asuh. Menurut sebuah sumber, hasil wawancara terhadap orang tua yang anaknya mengalami GIG menunjukkan bahwa mereka tidak mencegah, bahkan mendorong perilaku anak ketika memakai baju lawan jenisnya. Banyak orang tua yang merasa lucu ketika anak laki-laki mereka memakai baju atau aksesori wanita, bahkan bermain make-up dan mengajarkan rias. Anak dengan kecenderungan GIG juga cenderung suka memainkan mainan dengan stereotip lawan jenis dan selalu berperan sebagai lawan jenis ketika bermain role play. Di sinilah, arahan dari orang tua sangat diperlukan.

Fakta pada saat ini menunjukkan bahwa jenis mainan anak amatlah banyak. Dan dari jumlah tersebut, jenis-jenis mainan tidak mutlak terbagi untuk gender laki-laki dan perempuan. Ada banyak jenis mainan yang bisa dimainkan bersama, seperti balok, lego, playdoh, rumah-rumahan dengan segala perabotnya, pasir, dan banyak mainan edukatif lain. Hasil pengamatan saya ketika sejumlah anak laki-laki dan perempuan bermain bersama, tetap ada perbedaan kecenderungan mereka dalam memainkan mainan umum tersebut. Misalnya anak laki-laki lebih suka menyusun lego menjadi kendaraan atau bangunan bengkel, sementara anak perempuan lebih suka menyusun istana dan kebun cantik.

Dalam kondisi anak laki-laki dan perempuan bermain bersama, untuk menstimulus kemampuan kognitif dan motorik anak, pemberian mainan tetap dapat bervariasi. Lalu biarkan mereka memainkannya sesuai imajinasi mereka. Pendampingan dan pengarahan dari orang tua berperan dalam menjaga permainan agar tidak menyimpang. Selanjutnya mungkin kita akan mendapati anak-anak laki-laki dan perempuan berada dalam permainan bersama dimana mereka bekerja sama dengan tetap memposisikan diri mereka sesuai gendernya.

Yang perlu diperhatikan sebelum mengajak anak bermain ataupun berkegiatan adalah :

1. Tahapan perkembangan anak

Kenali tahap perkembangan anak saat itu. Ini diperlukan agar orangtua mengetahui cara membangun pemahaman anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

2. Gaya belajar anak

Perhatikan gaya belajar yg dominan pada diri anak, kemudian pilih metode dan media yg sesuai agar lebih mudah memahami penjelasan dan materi yg diberikan.

3. Respon dan suasana hati anak

Pastikan kondisi anak prima saat diajak bermain. Perut sudah kenyang, tidak sedang mengantuk, tidak sedang sakit. Karena segala aktifitas yg dilakukan dengan perasaan gembira akan lebih mudah terserap ke dalam pemahaman anak.

Fungsi lain dari bermain yg baru saja ditemukan.

Saat ibu dan ayah bermain dengan anak ternyata dapat membantu membentuk pandangan anak tentang gender, yakni apa itu maskulin dan feminin .

Pengamatan ini didasarkan pada analisis interaksi berupa video yg terekam dari sekitar 80 keluarga yang tinggal di dua kota kecil di Kansas, Amerika Serikat.

Rekaman tersebut berupa 15 menit sesi bermain bersama anak-anak dan 10 menit sesi makan makanan kecil.

Dalam proses bermain tersebut, peneliti menemukan bahwa Ayah cenderung bersikap tegas sedangkan Ibu lebih banyak bertindak laiknya fasilitator yg kooperatif namun juga fleksibel .

Anak-anak dalam keluarga yg sama bisa memiliki pengalaman yg berbeda saat berinteraksi dengan Ayah  atau Ibunya.

"Perbedaan tersebut dapat mengajarkan anak-anak pelajaran tak langsung tentang peran gender dan memperkuat pola perilaku gender yang kemudian mereka bawa ke luar konteks keluarga."

Ide bermain yang bisa dilakukan diantaranya :

1. Permainan tebak laki laki atau perempuan. Jadi, kita suguhkan gambar dimana anak bisa memilih mana gambar laki laki dan perempuan. Selain menebak, bisa juga dideskripsikan ciri anak laki laki dan perempuan dalam berpenampilan. Misal anak perempuan memakai rok atau bandana, rambutnya panjang, pakai pita, dll. Kalau anak laki laki pakai celana.

2. Sentuhan boleh dan tidak boleh
Anak diberikan gambar polos laki laki atau perempuan. Beri stiker atau spidol yg bisa dijadikan tanda untuk menunjukan bagian tubuh yang boleh atau tidak boleh disentuh.

3. Puzzel Anggota Tubuh
Anak diminta untuk menyatukan atau menempelkan bagian tubuh ditempat yang tepat

4. Siapakah mahromku?
Nah, disini kita bisa mengenalkan tentang anggota keluarga. Bisa dibantu dg membuat pohon keluarga. Dipohon keluarga itu, kita bisa mengenalkan mahrom, kerabat, saudara, dll

5. Mainan jadul 'BP BP an'
Kenal sama mainan jadul ini mak? Yap ini mainan memasangkan baju yang biasanya lebih sering dimainkan oleh anak perempuan. Kita bisa pakaikan baju sambil menceritakan bagian tubuh yang harus ditutup. Mak juga bisa gambar sesuka mak. Bisa gambar rok, jilbab, gamis, dll.

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11

Bercerita Cinta

1

Mengikuti presentasi kelompok 7 dikelas membuat aku melayang dimasa depan. Saat anak anak memasuki usia remaja. Usia mengenal dan merasa cinta. Saat beberapa teman bercerita tentang remajanya. Cerita tentang rasa yang entah apa dan belum dikenal sebelumnya. Ah, indah bercerita tentang cinta bersama dia. Saat mendengar ceritanya, mungkin kita juga teringat tentang cerita cinta kita dulu. Malu malu pasti. Tapi hangat.

Aku berharap, akan terus menjadi ibu yang bisa mendengar dan bercerita tentang apapun padanya. Pada malaikat kecil yang nanti beranjak remaja. Cerita tentang cinta sambil menatap lucu wajah malu-malunya.

Ah, indah rasanya.

Kamis, 27 September 2018

Tarbiyah Jinsiyah untuk Anak Usia Tamyiz (7-10 tahun)

1

Tarbiyah Jinsiyah yang dibawakan oleh kelompok lima di kelas bunda sayang menurutku sangat padat dan sarat ilmu. Ya, penjelasan yg lengkap yang rasanya aku gak sanggup memahami hanya sejam waktu diskusi 😅

Oke, jadi berdasar slide yang disampaikan kemarin, tarbiyah jinsiyah (pendidikan seksual dalam konsep islam) adalah upaya mendidik dan mengarahkan kecenderungan seksual agar sesuai dengan nilai-nilai islam.

Tujuan tarbiyah jinsiyah ada tiga yaitu :
1. Mangantarkan anak menjadi insan yang menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan terlarang.
2. sadar akan ancaman dan peringatan dari perbuatan zina dan penyimpangan seksual
3. Memiliki pegangan agama yang jelas terkait akidah, ibadah maupun akhlak.

Dalam kajian fiqh, Tamyiz artinya mampu membedakan baik & buruk, dalam artian seseorang sudah dapat menilai sesuatu bermanfaat atau tidak bagi dirinya.

Fase ini dimulai sejak usia 6-7 tahun hingga baligh.

Dalam sebuah hadist dijelaskan, ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "kapan anak mulai diperintahkan untuk sholat?" Rasulullah SAW. menjawab, "ketika anak sudah dapat membedakan antara kanan & kiri (tamyiz)" (HR. Baihaqi)

Pokok-pokok pendidikan seks yang harus diberikan pada masa tamyiz :

1. Meminta Ijin
Dalam QS An Nur 24:48 dijelaskan bahwa seorang anak harus meminta ijin sebelum memasuki kamar orangtua pada 3 waktu, yaitu sebelum fajar, waktu zhuhur, dan setelah shalat Isya.

2. Memisahkan Anak di Ranjang
Wajib memisahkan tidur anak laki-laki dan perempuan saat mereka berusia 7 tahun.
Jika sesama laki-laku atau sesama perempuan, tidak boleh tidur seranjang apalagi satu selimut. Pisahkan masing-masing.
Upaya ini bermanfaat untuk mencegah penyimpangan seksual saat dewasa nanti.

3. Ajarkan Cara Tidur yg Benar
Berdoa sebelum tidur, tidur dengan posisi miring kekanan dan berwudhu sebelum tidur.

Kelekatan pada Ayah Ibu diusia 7-10 tahun

1

Kelompok 4 dalam materi fitrah seksualitas mengkhususkan pembahasannya mengenai hubungan Ayah dan Ibu dengan anak usia 7-10 tahun.

Ternyata usia 7-10 tahun merupakan masa pre akhil baligh 1 dimana tahap ini merupakan tahap penyadaran potensi gender dengan memberikan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya.

Memasuki usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan dengan ayahnya agar ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris dimana anak laki-laki sudah punya tanggungjawab moral dan adanya perintah sholat. Sedangkan anak perempuan perlu lebih didekatkan kepada ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.

Pada tahap ini, AYAH menjadi figur idola bagi anak laki laki dan BUNDA menjadi idola bagi anak perempuan.

Kelompok 4 juga memaparkan fenomena fatherless dan motherless yang berakibat buruk bagi anak anak.

Ada 3 dimensi yang bisa dilakukan ayah dalam pengasuhannya, yaitu :

1. Engagement, yaitu interaksi langsung yang dilakukan ayah dengan anaknya dalam konteks merawat, bermain, atau mengisi waktu luang. Misalnya menemani bermain, mengajarkan anak mengendarai sepeda di hari libur, dan aktivitas lainnya.

2. Accesibility, yaitu ketersediaan secara fisik dan psikologis yang ayah berikan pada anak. Misalnya, mengambil raport anak disekolah. Hal ini terkesan hal sederhana, namun berapa banyak ayah yang hadir secara fisik untuk melakukan hal itu?

3. Responsibility, yaitu perawatan dan penjaminan kesejahteraan anaknya. Misalnya, ayah mendukung kebutuhan passion anak yang gemar berenang. Selain itu, ayah juga bisa menyediakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kesiapan untuk mengakses ke rumah sakit/tempat pengobatan jika ada kondisi darurat. Secara umum, fungsi responsibility inilah yang dilihat sebagai tugas utama ayah yaitu mencari nafkah.

Kegiatan yang pas untuk menumbuhkan kebersamaan antara anak dan orangtua (ayah dengan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki) diantaranya merapikan dan menghias rumah, berkebun, memasak (hasil kebun bisa digunakan), berbelanja keperluan rumah bersama, olahraga, membuat craft, dll.

Indikator keberhasilan ditahap ini adalah lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, dan anak perempuan kagum dan ingin seperti Ibunya.

Dan ingatlah ayah adalah cinta pertama bagi putrinya. Dan ibu adalah kekasih sejatii bagii putranya.

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11

Minggu, 23 September 2018

Fitrah Seksualitas dan Toilet Training

1

Ilmu baru yang aku dapat dari Kelompok 3 dikelas Bunda Sayang kemarin yaitu tentang Toilet training dalam fitrah seksualitas. Sebelumnya, kelompok 3 membahas lebih khusus di rentang usia 3-6 tahun yang mana pada rentang usia ini anak memulai belajar mandiri, melindungi dirinya sendiri dan mengembangkan keterampilan untuk bersiap memasuki fase sekolah nantinya.

Pada anak dengan rentang usia 3-6 tahun, alam pikiran sadar dan bawah sadar masih terkoneksi, sehingga apa-apa yang terekam oleh anak di usia ini, akan mudah tertanam di alam bawah sadarnya dan menjadi kebiasaan yang akan mereka bawa sampai dewasa. Maka ini menjadi peluang bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang baik pada anak termasuk tentunya soal seksualitas.  Tanamkan nilai-nilai awal fitrah sesualitas dengan bermain dengan dilengkapi alat peraga. Di usia ini, anak harus sudah bisa memastikan identitas seksual dirinya, apakah dia laki2 atau perempuan.

Sehubungan dengan tumbuh kembang anak usia 3-6 tahun, ada beberapa hal untuk menumbuhkan fitrah baik seksualitasnya. Salah satunya adalah toilet training.

Dilihat dari segi agama :

Toilet training dalam Islam adalah usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol buang air besar dan kecil secara benar sesuai perspektif Islam.
Kegagalan toilet training dalam Islam akan berdampak pada anak secara jasmani dan
rohani, secara jasmani anak dalam keadaan najis dan secara rohani anak dalam
beribadah tidak sah.

Dari Ibnu Abbas ia berkata : Nabi SAW pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Mekah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di dalam kubur.

Kemudian Nabi SAW bersabda : Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar.

Orang yang pertama disiksa (karena) tidak menutupi diri ketika kencing.
Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba.
(HR. Bukhari Muslim)

Sangat penting mengajarkan toilet training kepada anak di usia dini, karena berhubungan dengan aurat sekaligus mengajarkan anak mengenai najis.

Dari segi perkembangan anak :

1. anak mengenali kemaluannya
Dalam rentang usia ini, mereka sudah mulai menyadari jenis kelamin mereka. Mereka sudah belajar mengenali bagian tubuhnya. Selain itu, mereka juga mulai penasaran dengan tubuh orang lain. Pada usia ini, ada yang dikenal sebagai fase phalic (phallic phase), di fase ini anak akan sering terlihat memegang kelaminnya, tetapi ini dilakukan tanpa orientasi seksual dalam pikiran anak.

2. anak sadar akan hal yang pribadi terkait seksualitas.
Bahwa bak & bab harus ditempat yang tertutup, bahwa hanya anak yang boleh melihat kemaluannya

3. anak mengetahui cara membersihkan kemaluannya
Diajarkan cara membasuh kemaluan sesuai dengan jenis kelaminnya.

Manfaat

Melatih anak sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan, mampu menguasai diri, disiplin, dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat. Selain itu, dengan mengajarkan toilet training yang tepat dan cara membersihkan yang baik maka akan lebih terjaga kesehatan reproduksi nya, terutama untuk perempuan dari ancaman kanker serviks.

Adab Pokok Pendidikan Seks Anak Usia Dini

1

Dikelas bunda sayang kemarin giliran kelompok 2 yang membawakan materi dengan inti Adab Pokok Pendidikan Seks Anak Usia Dini. Menarik dan padat ilmu sekali pembahasan yang disuguhkan.

Dari yang disampaikan, ada 3 Adab Pokok Pendidikan Seks Anak Usia Dini diantaranya:
1. Adab meminta izin
2. Adab melihat
3. Adab Menjauhkan diri dari hasrat/rangsangan seksual

1. Adab Meninta Izin

Tugas orang tua dalam hal ini membiasaan anak agar selalu meminta izin ketika akan memasuki kamar orang tuanya pada waktu-waktu ketika mereka pada saat itu tidak ingin atau tidak boleh dilihat oleh anak-anak.

Q.S An Nur [24]: 58-59 menjelaskan "Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sebelum sholat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah sholat isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."

Dari ayat tersebut di atas, orang tua dapat mulai:
1. Mengenalkan adab masuk kamar orang tua, mulai dengan membiasakan mengucap salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu
2. Mulai mengenalkan 3 waktu dan keadaan, yakni apa itu dan kapan waktu sebelum sholat fajar, waktu tengah hari, dan waktu setelah sholat isya'
3. Anak berwenang penuh atas tubuhnya. perihal meminta izin bukan saja dibiasakan kepada anak, tetapi juga pada orang tua. Dalam hal ini orang tua sebaiknya perlu meminta izin jika ingin menyentuh anak, misalnya memeluk atau mencium.

2. Adab Melihat

Adab Melihat menjadi pokok pembahasan utama berikutnya, karena hal ini termasuk perkara penting yang harus diperhatikan oleh para pendidik (ortu). Mengajarkan adab melihat kepada mahram atau bukan mahram, batas aurat yang tidak boleh dilihat atau yang dianggap boleh dilihat secara umum, khususnya kepada anak saat masih dalam usia kanak-kanak bertujuan agar anak mengenal dan terbiasa mengetahui mana yang halal untuk dilihat dan mana yang haram. Sebab, dalam pandangan itu terdapat kebaikan untuk dirinya dan keistiqamahan akhlaknya saat ia mencapai usia balig dan dewasa.

Adab Melihat yang dikenalkan dan dibiasakan kepada anak-anak khususnya usia ini harus diperhatikan oleh setiap pendidik dengan menekankan pada pemberian keteladanan yang baik dalam mengamalkannya. Sehingga, kemampuan mengajarkan kepada anak dapat lebih mendalam, karena anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Maka, "berikan keteladanan dan ajarkan, insyaAllah berbuah pengamalan."

3. Adab Menjauhkan diri dari hasrat/rangsangan seksual

Disinilah tanggung jawab pendidik (ortu) dalam mengajarkan dan menjauhkan anaknya dari hal-hal yang mengundang nafsu dapat terwujud dalam dua sisi yaitu:

1. Pengawasan Internal
a. tidak memberi kesempatan anak melihat adegan tidak senonoh
b. ortu menyadari bahaya keberadaan tv, media sosial, dll
c. tidak membiarkan anak bertindak semaunya tanpa pengawasan, seperti melihat konten nyanyian dan gambar sekalipun kartun tapi banyak kartun yg mensisipi dengan unsur ikhtilath dan  pornografi,

2. Pengawasan Eksternal
a. Bijaksana mengenalkan media sosial dan perangkatnya
b. Menjauhkan mengenalkan bioskop
c. Mengenalkan dan membiasakan diri anak dengan identitas dan prinsip-prinsip Islaminya (mawas diri terhadap pengenalan busana membuka aurat/ trend busana masa kini)
d. Memastikan lingkungan tumbuh kembang anak adalah lingkungan yg aman dari tindakan zina
e. Menjauhkan anak dari pemandangan yang mengumbar aurat di lingkungan masyarakat atau media sosial
f. Menjauhkan anak dari pergaulan bebas
g. Menyarankan mendekati teman yang shalih

Ada juga sarana lain bagi kita sebagai orang tua untuk memasukkan pendidikan2 positif terhadap anak seperti berikut :
1. Memberi kesadaran ➡ jelaskan ALASAN kenapa melakukan suatu hal
2. Memberi peringatan ➡ jelaskan KONSEKUENSI melakukan sesuatu terutama hal yg dilarang
3. Memberi ikatan/aturan ➡ tanamkan NORMA2 keluarga, budaya, sosial dan paling utama adalah agama. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi hambaNYA.

Jika anak sudah dikenalkan dan dibiasakan terdidik dengan iman kepada Allah maka pasti menjadi manusia yang benar dan tumbuh menjadi pemuda yang bertakwa, tak mudah tergoda syahwat, insyaaAllah.

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11

Jumat, 21 September 2018

Materi Termakjleb!

1

Fitrah Seksualitas. Weh ini bahasan yang belum pernah aku seriusin. Ngeh sih tentang maraknya LGBT, cuman kemarin - kemarin mikirnya, insya alloh jauh lah dari kami. Apalagi anak juga ya masih bayik. Belum dulu deh buat dikenalin sama fitrah seksualitas dan keluarganya itu. Tapi makin kesini makin tumbuh si bayik itu, mau tau ini itu, tanya ini itu dan aku masih belum sadar buat belajar ini. Oh no! Maka itu aku bilang ini materi termakjleb buatku 😣

Okeh. Dari bahasan kelompok pertama, mendidik fitrah seksualitas itu merupakan upaya kita sebagai orangtua untuk menumbuhkan dan merawat fitrah anak sesuai gendernya yg mana nantinya anak akan bangga sebagai seorang laki-laki atau perempuan dan mampu berperilaku sesuai identitas gendernya.

Dan dari 3 prinsip fitrah seklualitas yang disampaikan menurutku intinya adalah peran ayah dan ibu sama pentingnya. Keduanya harus saling kerjasama. Gak bisa Ibu aja atau Ayah aja. Karena kalau bukan dari orang tuanya dirumah yang memberikan pendidikan fitrah sekualitas ini, dikhawatirkan anak-anak nantinya anak mencari sumber lain seperti temannya sendiri yang belum tentu benar.

Dan fitrah ini juga ada tahapannya mulai dari masa menyusui seorang anak dari usia 0-2 tahun untuk didekatkan dengan ibunya. Usia 3-6 dengan kedua orang tuanya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional untuk memastikan identitas gendernya. Usia 7-10 tahun bagi laki-laki didekatkan dengan Ayahnya karena sudah punya tanggung jawab moral dan sudah dimulainya perintah untuk mendirikan solat. Dan usia 10-14 seorang anak laki-laki didekatkan dengan ibunya dan anak perempuan didekatkan dengan ayahnya.

Wes, belajar mak belajar! *ngomong dikaca.

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11

Minggu, 09 September 2018

Yuk Berbagi

0

Disebuah hutan, hiduplah tiga sekawan. Ada cici si kelinci, Gugu si snjing dan Jaja si Gajah. Mereka sukaaa sekali makan buah. Masing-masing punya kebun buahnya sendiri. Cici mempunyai kebun apel. Gege mempunyai kebun anggur dan Jaja mempunyai kebun semangka.

Ketika musim panen tiba, ada acara pesta buah di hutan. Semua binatang disana membawa buah buahan terbaik mereka. Cici membawa apelnya. Gugu membawa anggurnya, Jaja membawa buah semangkanya, dan warga hutan yang lain membawa sesuai yang mereka punya di kebunnya masing-masing.

Di pesta buah, semua binatang saling bertukar buah untuk saling mencoba atau mencicipi buah yang lain yang mereka tidak tanam dikebunnya. Cici dan Gugu menaruh buah yang mereka bawa dimeja besar yang sudah disiapkan panitia. Namun tidak dengan Jeje.

"Buah mereka kecil-kecil. Sedang buahku besar. Aku gak akan taruh semangka ku yang besar ini ah. Sayang. Tak sebanding dengan buah kecil mereka" kata Jeje.

Pesta buahpun Seger dimulai. Panitia mempersilakan binatang-binatang untuk mengambil buah yang mereka ingin cicipi. Pesta buah adalah kesempatan para binatang bisa mencicipi banyak jenis buah karena mereka saling berbagi.

Cici mendapatkan buah anggur, salak dan pisang dari pesta buah itu. Gugu juga bisa mencicipi apel, rambutan dan pepaya. Tapi tidak dengan Jeje. Jeje hanya memegang semangkanya sendiri dan tak mau berbagi dengan yang lainnya.

"Asyiikk aku bisa makan buah anggur, salak dan pisang.. hhmm.. sugarnya.." kata cici kegirangan

"Hai cici, aku juga bisa mencicipi apelmu nih. Aku juga mencicipi rambutan dan pepaya. asyikkkknya pesta buah. Kita bisa mencoba banyak jenis buah ya" seru Gege

Melihat Cici dan Gege yang begitu gembira karena bisa mencicipi berbagai jenis buah, Jejepun pun berfikir.

"Wah asyiknya mereka bisa makan buah yang lain. Aku juga mau mencoba buah apel dan anggur. Buahku memang besar, tapi aku hanya makan buahku saja. Sedang mereka bisa mencicipi buah yang lain" kata Jeje.

Mendengar perkataan Jeje, cici si kelinci memberikan ide.

"Kau potong saja dengan pisau semangkamu Je. Jadi kau juga bisa berbagi dan mencicipi buah yang lain" saran cici.

Jeje kaget karena cici mendengar perkatannya. Jeje pun menoleh kearah cici dan menerima saran dari cici. Akhirnya Jeje memotong semangkanya dengan pisau sehingga binatang-binatang yang lain bisa mencicipi juga buah semangka. Dan Jejepun bisa mencoba jenis buah-buahan yang lain.

"Terimakasih Cici atas saranmu. Maafkan aku yang tadi tidak mau berbagi" kaya Jeje.

"Sama-sama Jeje" kata Cici

Alhamdulillah. Akhirnya Jeje bisa mencicipi buah lain karena mau berbagi buah semangkanya. Berbagi itu indah :)

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Makan Sayur

0

Senin pagi disekolah, Dodo sedang asyik bermain dengan Meli. Mereka bermain petak umpet, jungkat-jungkit, seluncuran dan ayunan. Gembira sekali. Sementara itu dari kejauhan ada temannya datang, namanya Dudu. Dudu berjalan lemah sekali. Padahal Dodo dan Meli sudah memanggilnya untuk mengajak main bersama.

"Dudu dudu.. Ayo cepat sini, kita main!" seru mereka

Dudu melihat mereka, namun langkah Dudu tetap lemah. Dodo dan Meli kebingungan. Setelah Dudu benar-benar sampai disekolah, Dudu langsung menaruh tasnya. Dodo dan Meli bergegas menghampiri Dudu dikelas.

"Dudu, main yuk! Kita sudah menunggu kamu dari tadi untuk main" pinta Dodo

Meli memperhatikan Dudu dengan jeli. Dilihatnya wajah dan tubuh Didi yang tak seperti biasanya. Dudu terlihat lemah. Meli menanyakan apa yang dilihatnya.

"Hhm. Dudu, kamu kenapa? kok hari ini terlihat lemas. Kamu belum sarapan?" tanya Meli.

"Sudah" jawab Dudu singkat

Tak puas dengan jawaban Dudu yang sangat singkat itu, Meli kembali bertanya. "Tapi wajahmu terlihat beda dari biasanya. Ada apa Du?"

Akhirnya Dudu bercerita bahwa, sejak dua hari lalu, ia tak memakan sayur yang Ibunya buatkan. Selalu utuh setiap kali makan.

"Hhm.. sebenarnya aku sejak kemarin gak makan sayur. Biasanya aku makan banyak sayur. Kata ibu supaya aku kuat. Tapi entah kenapa aku gak mau makan sayur sejak dua hari yang lalu" jelas Dudu

"Ohh.. begitu" kata Dudu dan Meli

"Hari ini, aku dibekali sayur oleh Ibu. Katanya wajib dimakan supaya aku gak lemas lagi" sambung Dudu.

"Hhm.. Ibuku juga bilang, sayur itu penting, agar kita sehat dan segar. Bisa main main sama teman dengan semangat" kata Dodo.

"Iya Do. Aku sudah gak sabar menunggu istirahat tiba. Aku mau makan bekal sayur yang sudah disiapkan Ibu. Semoga aku gak lemas lagi" kata Dudu

"Alhamdulillah. Sayur memang penting buat kita. Aku juga suka sayur" lanjut Meli.

Tak berapa lama, bel pun berbunyi. Mereka baris berbaris dengan rapi dihalaman sekolah. Dudu bertekad tidak lagi menyisakan makanannya apalagi sayur yang dibuat Ibu :)

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Sabtu, 08 September 2018

Yuk Rapikan mainan sama sama!

0

Siapa yang suka bawel liat mainan berserakan? Gak ada abisnya ya.. hehe..
Hah.. hari ini dibantu gugu si anjing, abang faidhan membereskan bola bola kekeranjang 😊

"wah bola siapa ini? banyak sekali" tanya gugu.

"bola faidhan" jawab abang faidhan

"sudah selesai kah bang mainnya?" tabya gugu

"sudah" jawab abang.

Lalu gugu mengingatkan juga tentang buku 'Aku bisa merapikan mainan sendiri'.

Gugu dan faidhan mengingat kembali cerita di buku tentang Sali yang merapikan mainannya setelah main dibantu dengan ayah yang berpura-pura menjadi badut.

"sekarang, yuk kita rapikan bola-bola ini" ajak gugu

"ayuk" abang menyetujui

Akhirnya abang dan gugu memasukan bola bola yang berserakan bersama-sama. Alhamdulillah 😊

Mainan rapi. Urat leher tak menegang 😅

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Sikat Gigi

0

Siapa yang kadang suka mogok sikat gigi? Jujur, untuk abang gampang gampang susah sih mrminta gosok gigi. Kalau malam memang biasa lebih mudah karena sekalian pipis dan cuci tangan cuci kaki. Tapi kalau pas mandi pagi ini yang masih PR. Memang semua perlu pembiasaan ya.. Semoga lewat bercerita, bisa menambah semangat abang untuk sikat gigi :)

"Lalalallalla" suara nyanyian kelinci siang itu.

"aduhhh siapa sih yg nyanyi. Berisik tau! aku lagi sakit gigi nih" teriak tikus.

Kelinci pun mencari asal suara. Ternyata ia melihat tikus yg merintih memegangi pipinya yang bengkak karena sakit gigi.

"tikus? kamu kenapa?" tanya kelinci

"aku sakit gigi nih sejak kemarin" jawab tikus

"kenapa bisa sakit gigi, kamu makan apa saja? tanya kelinci

"ya biasa, aku makan biskuit, donat, brokoli, permen dan susu coklat" jawab tikus

"wah banyak sekali.. hhm.. kamu setiap malam sikat gigi gak?" tanya kelinci

"sikat gigi? ngapain sikat gigi?" tanya tikus heran

"iya, kita kan seharian makan banyak. Nah, kalau malam, kita harus memmberiskan sisa sisa makanan digigi kita. Kalau tidak, ia akan membusuk digigi kita dan banyak kumannya deh. kuman itu akan berkembang biak dan memrusak gigi kita. Bikin gigi kita keropos, bolong dan rusak" jelas kelinci

"oh ya? ada kuman? ah berarti gigiku sakit karena aku gak sikat gigi malam hari ya?" tanya tikus

"menurutku begitu tikus. mulai sekarang, coba mulai biasakan sikat gigi sebelum tidur ya.. supaya gigi kita sehat dan kuat" ajak kelinci

"iya kelinci. terimakasih ya penjelasannya. insya alloh aku akan rajin sikat gigi" jawab tikus

Alhamdulillah.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Ganti Bercerita

0

Kalau sebelumnya, umi yang sering bercerita, malam kemarin abang faidhan ganti bercerita. Baby umi berusia 26 bulan yang sedang banyak menyerap kosakata ini bercerita tentang apa yang ia tanggap. Binatang-binatang mulai dari ikan paus, ikan lele, dan binatang lain ia sebutkan. Ceritanya ngalor ngidul gak bermuara. Tapi umi berusaha merangkai meski tetep gak terangkai 😅

Tapi semoga antusiasme umi mendengarkan ceritanya bisa menyemangati kemampuan berbahasanya berkembang.

Terimakasih bang untuk cerita malam itu.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Rabu, 05 September 2018

Anak Singa dan Anak Harimau

0

Yuk kita bobo abang fadihan, udah malem. "Faidhan gak mau bobo mi" katanya. Entah kenapa kadang dia gak mau bobo, mau main aja. Katanya. Jadi malam itu, aku bercerita tentang anak harimau dan anak singa.

Pagi hari ini cerah sekali. Anak singa dengan gembira berjalan dengan semangat. Ketika sedang asik berjalan sambil bernyanyi kecil, ia bertemu dengan anak harimau. Anak harimau terlihat lesu. Anak singa itu menghampiri harimau.

"Hai harimau, kamu sedang apa? Main yuk!" ajak anak singa

"Tidak ah. Aku ngantuk" jawab anak harimau.

"Loh, ini kan sudah pagi. Kenapa kamu mengantuk? Bukannya pagi hari itu justru kita baru bangun dan segar?" tanya anak singa.

"Iya, tapi malam tadi aku begadang. aku gak tidur" jawab anak harimau

"loh, kok kamu gak tidur? memangnya kenapa?" tanya anak singa keheranan.

"aku gak mau tidur aja. aku mau main. jadi aku main terus malam itu. jadi sekarang aku ngantuk dan gak bisa main deh" kata anak harimau.

"ohh.  begitu ya.. hhm.. sayang sekali. padahal hari ini cerah dan aku mau main ketaman. Ya sudah kalau begitu, kamu tidur saja dulu ya.. dan besok jangan begadang lagi biar kita bisa main pagi harinya" kata anak singa.

"iya, aku menyesal sudah main semalam. tidak bobo atau istirahat. jadi aku gak bisa main deh pagi ini. aku janji, gak mau main lagi diwaktu bobo" kata anak harimau.

Akhirnya anak harimaupun tidak bisa ikut main dipagi hari yang cerah ini karena lemas semalaman main.

Sekarang waktunya bobo, yuk kita bobo. Besok pagi bisa dilanjut lagi mainnya, Insya Allah.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Jerapah dan Keledai

0

Sore itu disebuah ladang, ada seekor jerapah sedang makan. Ketika jerapah sedang asyik makan, keledai berjalan lamban sekali. Ditanyalah oleh jerapah.

"hai keledai, bagaimana kabarmu? kamu terlihat lemas sekali"

keledai yg mendengar sapaan itu sedikit kaget. Cepat dia menoleh kearah suara itu. Ohh, jerapah. Lirihnya pelan.

"iya nih, aku lemas hari ini" kata keledai.

"hhm.. kenapa kamu lemas keledai? biasanya kamu ceria dan bermain-main dengan lincah bersama temanmu. ada yang aku bisa bantu?" tanya jerapah.

"hhm.. sebenernya aku belum makan seharian ini" jawab keledai.

"Astagfirullah.. kenapa keledai? kamu sakit? atau kenapa sampai belum makan seharian ini?" jerapah melanjutkan.

"Tidak juga. Aku hanya tidak mau makan saja" jawab keledai.

"hhm.. kalau kita gak makan, kasihan loh tubuh kita. jadi gak punya tenaga dan akhirnya lemas deh. Gak bisa main kayak biasa sama teman-teman" jelas jerapah.

"iya.. aku baru mengerti dan merasakan sekarang.  Ternyata badan jd lemas dan perutku keroncongan. Ini rencananya aku mau mencari makanan. Semoga tubuhku jadi segar kembali" kata keledai.

"Alhamdulillah, kalau begitu, yuk kita makan bersama!" ajak jerapah

Akhirnya mereka makan bersama dan tidak lupa berdoa. Keledaipun makan dengan lahap. Nyam nyam nyam.. terimakasih Ya Allah sudah kasih makanan enak untuk kami..

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Sabtu, 01 September 2018

Dimana kamu bobo?

0

Ada yang anaknya suka bobo dibawah? glesoran dilantai gitu. Karena aku gak dibolehin sejak kecil bobo dilantai, jadi agak khawatir liat faidhan bobo dilantai. Takut masuk angin. Setelah bobo biasa kami pindahkan di kasur atau memberinya alas agar tidak menempel langsung dengan tembok.

Nah, saat waktu bobo, kamu coba bercerita tantang kikan si ikan, mutmut si semut dan faidhan.

"hai mutmut, sudah malam nih. kamu bobo dimana?" tanya kikan.

"aku bobo dirumahku, didalam lubang. kalau kamu dimana kikan? tanya mutmut.

"ya, diair. kan aku tinggal di air. jadi aku bobo di air" jawab kikan.

"wah ada faidhan. kalau faidhan bobonya dimana?" tanya kikan dan mutmut.

"dikamar ya?" tebak kikan dan mutmut.

Faidhan kan tinggal dirumah yang ada kamar tidurnya. Jadi dia tidur dikamar dong. semua punya tempat tinggalnya masing-masing. jadi tempat bobonya pun masing-masing.

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination