Sabtu, 23 Desember 2017

Melatih Kemandirian

1

Melatih Kemandirian
.
.
Melatih kemandirian itu butuh proses. Tak cukup satu minggu. Meski tantangan level 2 di kuliah bunda sayang institut ibu profesional telah berakhir, tapi melatih kemandirian masih berlanjut.

Awalnya aku fikir. Apa iya anak sekecil itu harus diajarkan kemandirian? Tapi ternyata, kemandirian sesuai tahap perkembangan usia itu memang perlu dilatih.

Selain sounding yg terus menerus, media membacakan buku juga bisa jadi ikhtiar.

Semangat mak! 💙

#AliranRasa
#GameLevel2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 15 Desember 2017

Indikator

0

Salah satu hal yg hrs disyukuri adl, punya teman yg mau berbagi.

Sebagai ibu baru, sharing dari temen2 seprofesi itu ngebantu bgt. Disitu kita bisa belajar.

Salah satunya adalah indikator ini. Ini hanya bagian kecil dari sharingnya. Jadi, selain makan sendiri, hal hal seperti mengembalikan mainan ketempatnya, bantu bersihin yg mungkin bisa dilakuin anak, menaruh buku ditempat nya, ngelepas baju kalo mandi, juga bisa mulai dilatih.

Setiap anak jg beda2. Itu yg aku jg dapet dari ibu ibu hebat lainnya. Start bisa sama, tapi waktu yg dibutuhkan setiap anak beda2. Ada yg berhasil 6 bulan, 8 bulan bahkan lebih utk melatih kemandirian. Hehe.. jadi kalo baru semingguuuu mah ya jangan streees yaaa 🙈 (*self talk)

Untuk semua yg sdh mau berbagi, semoga berkah setiap ilmunya juga mengalir pahala.

Stay foolish, stay hungry!

#Harike10
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Kamis, 14 Desember 2017

Ambil Buku Sendiri

0

Ini buku umi, buku faidhan mana?

Maka ia akan lari ke kamar untuk ambil bukunya, kembali lagi sambil memonyongkan bibir mungilnya dan bilang 'tu tu'

Hal kecil seperti ambil buku sendiri juga ternyata bagian dari kemandirian juga :)

Pict diatas gramed ya, bukan rak buku faidhan 😅

#Harike9
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Rabu, 13 Desember 2017

Belajar (Mandiri) itu Proses

0

Pertama ia tak kenal.
Lalu kita coba kenalkan.
Gagal.
Gak berani.
Takut.
Coba lagi.
Masih takut.
Jangan nyerah.
Berarti perlu ikhtiar lebih. Lama lama proses itu berbuah hasil 😊

Semangat mak!

#Harike8
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Minggu, 10 Desember 2017

Kulit Telur

0

Kemarin, faidhan minta telur puyuh. Kami sdh bersiap mau pergi. Sudah ganti baju. Sudah rapi.

Hati gremet gremet. Ya Alloh fai, udah rapih bau amis deh. Udah sini umi aja!

Aku lihat dia yg terus saja mengupas telur mungilnya. Tetiba aku terdiam.

Anakmu lagi belajar. Emang kamu mau, setiap dia mau makan terlur minta dikupasin dulu sama kamu? Engga kan. Kamu berharap punya anak yg mandiri. Tapi saat anak mau belajar mandiri, kamu malah coba gagalin! Omelku pada diri sendiri.

Ya Alloh, iya juga ya. Anak lagi coba pake sendal, kita bantuin.
Anak ngupas kulit telur, kita dibantuin.
Anak mau ini, anak belajar itu, niatnya mau bantu, tapi.. yah jadi orangtuanya yg ngelakuin.
.
.
.
"Udah sini ibu aja"
"Itu bajunya nanti kotor"
"Sini, kamu gak bisa ah"
"Jangan nanti berantakan"

Dan seabrek kata2 yg intinya menghentikan aktifitas atau kegiatan yg sedang ia kerjakan, padahal sebenarnya ia sedang belajar.

Ya Alloh, hari ini aku belajar lagi. Dari ia yg mengupas kulit telur.

Terimakasih fai, guru kecil umi :')
Maafin umi yg masih banyak kurang.

#Harike7
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Kamis, 07 Desember 2017

Beresin yuk!

0

Beresin yuk!

Kalau ada makanan yg berserakan, air yg tumpah, susu yg berceceran, aku biasa minta si anak untuk (membantu) membereskan.

"tisu mana fai?" dia akan tunjuk tempat biasa naro tisu. Aku kasih ia tisu dan minta ngelap air atau susu atau makanannya. Walaupun pada akhirnya kita kita juga yg beresin, tapi semoga bisa jadi pelajaran tentang kemandirian dalam hal beresin makanan dan minumannya.

Saat dia ngelap, aku juga ngelap. Kita ngelap bareng-bareng. Belajar ngenalin aktifitas juga kan jadinya.
Selesai ngelap, dia akan taro tisu itu ke tempat sampah. Kalo ini kami gak ajarkan, tapi krn dia lihat abi uminya taro sampah atau bekas tisu beresin makanan atau minumannya ke tempat sampah, ia jg ikutin.

Jujurly, hal ini aja udh bikin aku amazing. Kayak teori-teori yg dipelajari tuh prakteknya ini, ya sekarang ini lagi berlangsung. Dimana ia mudah meniru, menyerap dan mencontoh.

Jadi gak ada alasan buat gak belajar jadi orang tua 😊

Semangat mak! 😘

#Harike6
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Rabu, 06 Desember 2017

Apresiasi

0

Apresiasi. Yang kadang suka terlupa. Termasuk aku. Padahal ini hal penting dilakukan orang tua untuk membantu anak berlatih kemandirian. Anak akan lebih bersemangat untuk belajar. Bahwa ada orang tua yang tetap mendampingi meski melakukannya sendiri.

Satu ilmu lagi yg aku juga baru tau bahwa memberi apresiasi itu tidak asal puji.

"Pinternya anak mama!"
"Hebat. Keren bgt sih kamu"

Atau pujian lain yg senada. Tapi juga perlu disebutkan perbuatan/sikap apa yang perlu dipuji.

"terimakasih ya dek, sudah mau berusaha makan sendiri, besok kita coba lagi ya".

Jujurly, aku masih suka pake yang asal muji. Karena udh kebiasaan aja. Sekarang lagi belajar merubah. Karena emang kerasa sih. Kayaknya kalo appreciate ke personal kayak ada bangga dirinya gitu ya. Nah ini kan gak boleh ya. Kalo kita muji sikap atau perbuatannya kan berarti itu sesuatu yg bisa terus di perbaiki dan usahakan.

Semoga gak lupa dan gak pelit appreciate lagi ya mak! *nunjuk diri sendiri

#Harike5
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#sharingiscaring
#notetomyself
#ntms

Selasa, 05 Desember 2017

Sounding

0

Digrup banyak juga emak emak yg TT di materi melatih kemandirian minggu ini. Diskusi dan sharing dari emak emak kece seru banget. Saling nyemangatin pastinya. TT sebenernya bisa dimulai sedini mungkin. Dari mulai anak bisa berjalan. Ditatur ke kamar mandi. Keberhasilannya beda-beda. Ada yg cepet ada yg lebih.

Sabar, kudu banget. Dari yang gak bosen bosennya ngulang, "dek, kalau mau pipis bilang ya"
kalau yg blm bisa ngomong bisa dibantu dg isyarat. Meski masih juga pipis duluan. Gak apa apa. Namanya juga proses.

Dari diskusi kemarin, ternyata ada juga working mom yg sampai ambil cuti khusus buat TT anaknya. Hebat!

Yuk ah, semangat terus 😊

#Harike4
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Senin, 04 Desember 2017

Minggu, 03 Desember 2017

Bulet-bulet

0

Buat yang dari awal MPASI pake metode BLW mungkin gak pake diajarin lagi kali ya, karena udah terbiasa makan sendiri. Tapi untuk yang memilih pake pengenalan tekstur bertahap yang mulai dari bikin bubur dengan tekstur halus, trus bubur saring, bubur tim sampai dengan nasi, kayak aku, ya kudu ada part untuk latih makan sendiri. Meski gak selalu disuapin, kadang ya dikasih makanan aja, nanti dia makan sendiri juga.

Dan ia lebih suka makan pake tangan dari pada pake sendok. Kalo pake sendok, lebih sering di mainin dari pada dimakan. Jadi salah satu cara yang biasa dilakuin, makanannya di bulet bulet dulu. Nasi, lauk, sayuran (karbo, protein, sayuran) di bulet-bulet. Atau, biasanya juga sayurannya dipisah.

Semoga bisa konsisten latihan makan sendiri ya fai 😊

#Harike2
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 01 Desember 2017

Melatih Kemandirian

0

Materi kedua kuliah bunsay ini kece banget. Dengan tantangan 10 hari para emak diminta menuliskan aktifitas tentang melatih kemandirian. Setelah komunikasi produktif kemarin berlatih dengan pasangan, sekarang aku coba dengan anak. Ya, melatih kemandirian dengan faidhan. Diusia tepat 17 bulan ini, salah satu yang bisa dilatih kemandiriannya adalah toilet training dan makan sendiri.

Sebenarnya, dirumah seharian si fai gak pakai pospak. Pagi clodi, lepas langsung pakai celana. Pakai pospak kalo mandi sore dan malam mau bobo, lagi sakit atau abis celana 😂

Sudah mulai ditatur juga. Tapi ya, belum konsisten. Selepas bobo, diajak pipis. Sekarang sih udh bisa kasih kode kalo mau pipis, meski kodenya telat alias udah pipis duluan 😶

PR selanjutnya ya membiasakan makan sendiri. Kalo buah, cemilan atau lainnya biasa aku taro aja di piring. Dia makan sendiri biasanya. Nah, kalo makan nasi apalagi yang berkuah ini yang aku rasa belum bisa. Geregetan, suka dimainin ajah akhirnya disuapin deh. Ituh juga sering pake paksaan 😥

Oke. Ditantangan 10 hari ini, insya alloh kita akan latih TT dan makan sendiri ya fai.. ini berkelanjutan sih. Jadi meski tantangannya berakhir, latihan ini masih terus lanjut. Semoga bisa serius dan konsisten ya..

#Harike1
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Selasa, 28 November 2017

Hatiku Mengingat

0

No bodies perfect, kata banyak orang. Ya, akupun setuju. Salah satu yang bisa dijadikan pengingat untuk menghargai setiap ikhtiar baik, meski tak sempurna.

Adalah Bapak, yang sama seperti kebanyakan orang. Sayang dengan anaknya, sama seperti ayah lain yang juga sayang dengan anaknya sendiri. Namun setiap insan, pasti punya cerita. Cerita bahagia, haru, seru, bahkan sedih. Cerita yang bisa membekas, bahkan sampai berpuluh tahun.

Kami tidak punya motor saat itu, saat sudah banyak motor dipunya orang. Aku yang sampai duduk di kelas 6 SD selalu diantar dan dijemput dengan sepeda. Ibuku yang saat itu masih kerja, juga diantar dan dijemput dengan sepeda. Kuat ia mengayuh meski ditanjakan tinggi. Demi kami.

Ingatku dulu, saat mengukuti pelajaran tambahan saat kelas 6 SD, ia datang kesekolah untuk membawakan air minum. Saat itu teman-temanku menatap dan berujar "Bapak kamu baik, sampai kesekolah bawain kamu minum". Hatiku mengingat, sampai saat ini.

Sore itu, hujan lebat sekali. Selepas turun dari angkutan umum, aku berjalan dengan payung mungilku. Ternyata ia menjemput dengan berjalan. Membawa payung untukku. Padahal cukup jauh jarak antara rumah dan tempat turun dari angkutan umum. Ia menyebrang dan kami jalan berdua dalam hujan. Hatiku mengingat, sampai saat ini.

Kami sudah punya motor, motor bekas yang dibeli cash dari uang yang ditabung sedikit demi sedikit. Hujan deras juga saat itu. Ia menjemputku didepan gang. Ditengah perjalanan motornya mogok. Maklum, motor bekas. Lama ia membetulkan dipinggir jalan. Karena tak juga hidup, kami berdua mendorong motor itu, berdua, juga dalam lebatnya hujan. Hatiku mengingat, sampai saat ini.

Pak, aku ingat. Saat kepasar dengan sepeda karena aku minta jam baru. Saat kita kembali lagi rumah padahal sudah mengantri lama dipuskesmas, hanya karena aku takut cabut gigi. Saat Bapak bantu membuat puisi untuk tugas sekolah. Dan saat saat lainnya.

Semua anak sayang dengan Ayahnya. Pun aku. Meski bertemu pun, ah tak bisa seperti dulu. Semoga sapaan lewat doaku sampai. Semoga kebaikanmu terbalas. Semoga Bapak selalu dijaga.

No bodies perfect. Tapi bagiku, Bapak tetap terbaik.

Jumat, 24 November 2017

Aliran Rasa Komunikasi Produktif

0

Alhamdulillah, selesai materi pertama tentang komunikasi produktif. Semoga mulai dari materi, tantangan sampai reviewnya bisa membekas jadi perubahan baik.

Plong dalam hati. Semoga selamanya gak pake ngambek ngambek dan hal lainnya yang gak produktif.

Bukan tentang sebuah tulisan yang selesai disetiap tantangan. Tapi lebih dari itu. Ilmunya, teraplikasikan.

#AliranRasa
#GameLevel1
#KuliahBunsayIIP
#KomunikasiProduktif

Kamis, 23 November 2017

TEMAN KU BERUBAH

0

TEMAN KU BERUBAH

Disebuah taman ada seekor kelinci yang sedang sedih karena tidak punya teman.

"Tidak ada yang mau berteman denganku" lirihnya.

Ketika kelinci sedang sedih, tiba-tiba dia melihat ada telur-telur yang menempel di daun.

"Telur apa itu? Apakah kalau sudah menetas, dia mau menjadi temanku?" ujarnya dalam hati. "Aku akan datang ketaman ini lagi, untuk melihat telur itu. Semoga ketika dia menetas, dia mau berteman denganku"

Setiap hari kelinci datang melihat telur, sampai hari ke lima kedatangannnya, kelinci melihat seekor ulat! Betapa terkejutnya kelinci melihat ulat yang berwarna cantik 😍

Langsung saja si kelinci bertanya apa mau ulat menjadi temannya.

"Ternyata kamu telur ulat ya. Aku menunggumu menetas. Warnamu cantik sekali. Apa kamu mau menjadi temanku, ulat?" tanya kelinci.

"Tentu saja" jawab ulat

Mereka bermain bersama selama 17 hari. Kelinci sangat senang punya teman baik dan setia seperti ulat.

Sampai suatu pagi kelinci tidak menemukan ulat, temannya.

"Kamana ulat? Ah, mungkin ulat sudah tidak mau berteman denganku" katanya sedih.

Ketika sedang murung, tetiba kelinci melihat benda. "Benda apa ya itu?" Ia bergelantung diranting. Hhm.. karena penasaran kelinci memutuskan untuk datang ketempat itu. Makin hari ia memperhatikan benda bergelantung itu tampak berbeda.

"Seperti ada sesuatu yang mau keluar" bicaranya dalam hati.

Sampai hari ke 9, kelinci melihat seekor kupu-kupu cantik sekali sedang terbang disekitaran pohon itu.

"Kelinci. kelinci, sini. Ayo kita main lagi"

Kelinci tampak bingung. "Main lagi? Aku saja baru bertemu denganmu hari ini."

Sambil senyum kupu-kupu menjelaskan apa yang terjadi dengannya. Ya! kupu-kupu ber-metamorfosis 😊

Akhirnya, mereka bermain bersama kembali 😅

Cerita by lilis istiqomah
Siapa tau ada penerbit yg mau jadiin buku. Haha.. 😂

Versi lengkap, mampir ke blog aja yak 😊

Oh ya, selain buat cerita bisa juga buat main menjari jejak 🐾

#diy
#metamorfosiskupukupu
#kupukupu
#bebikinan
#ayobelajar
#AyoBermain
#pendidikananakusiadini
#preschool
#kurikulumdirumah
#homeschooling

Jumat, 17 November 2017

Buatku Perempuan itu Pahlawan

0

Buatku, perempuan itu pahlawan

Ia yang menjaga hati dari selain cinta yang halal.

Ia yang menjaga rahimnya tetap suci untuk tepat kehidupan baru.

Ia yang memberlangsukan kehidupan dalam rahim yang dipilih Allah.

Ia yang merelakan sakit sampai Maryam berkata "andai aku mati sebelum ini.." saat proses persalinan.

Fatimah mengeluh saat ia menggiling gandum untuk keperluan rumah tangganya. Tanggannya melepuh. Ia meminta ada yang membantu. Tapi Rasulullah menghadiahkannya dzikir. Maka tak perlu umumkan letihnya jasadmu, biar teralir deras pahala atas mu. Allah tau.

Ibunda Hajar bercontoh kesabaran dengan berlari kecil mencari air untuk anaknya. Maka ketika letih mengurus dan memenuhi kebutuhan anakmu, semoga lelah menjadi lillah.

Tak hanya itu, bunda Hajar ditinggal ditempat yang tak ditemui manusia saat itu. "Mengapa kau meninggalkan kami disini?".
"Apakah Allah yang memerintahkan ini kepada mu?"
"Kalau begitu, tentulah Allah tidak akan menyia-nyiakan kami"
Betapa aku selalu haru dengan kisah Ibunda Hajar. Maka, untuk wanita yang juga jauh dari pandangan imammu, semoga kisah hajar menjadi penguat. Betapa Allah tidak pernah menzolimi makhluknya.

Juga untukmu, yang Allah belum meniup ruh dalam rahimmu. Tak perlu berkabar tentang sundu doamu pada makhluk, biar terjaga mesra hanya diri dan Tuhan mu saja.

Untuk pahlawan bersebut perempuan. Semoga Allah menjaga kita.

Dengan sepenuh cinta,
Lilis Istiqomah

Rabu, 15 November 2017

Kita ber(beda)dua

0

Pernah gak mak pas lagi ngomong sesuatu, doi ngeyel atau kita ngerasa dia gak ngerti-ngerti. Trus kalo dia gak ngerti-ngerti kita KZL dong ya. Hhm.. jadi dari materi pertama komunikasi produktif kemarin sih ada yang namanya Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE).

FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.

FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.

Nah, FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.

Jadi kalo ada beda pendapat ya wajar. Namanya juga beda ibubapak, beda jurusan, beda kesukaan sama sesuatu, juga beda pengalaman lah pastinya.

Harapannya sih, segala apa yg kita omong diterima dan mengerti, tapi apa bisa? Bakal ada perang kalo kita saling maksa pendapat dan harus selalu pake sudut pandang kita. Jadi kalo udah gini, ya balik lagi ngerti kalo setiap orang punya pandangannya masing-masing. Setelah itu hargai.

Oh ya, ditambah deh sama doa minta yang terbaik. Jadi entah pendapat dia atau kita, yang dikabul adalah yang terbaik. Dan hati-hati kita insya alloh siap dengan itu. Dengan jalan yang Allah buat.

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 12 November 2017

Tetiba Berantakan

0

"Mi, aku kan kalo lihat ruang depan sebelum tidur udah rapi ya.. Masa kalo pagi tiba-tiba gak kayak waktu malem"

"maksutnya??"

"iya, ada leptop berantakan"

Dan aku langsung tatap matanya Sembari tersenyum manis. Ituh ulah aku 😆

Emak emak kalo ngerjain PR kan malem malem ya kalo yang lain udah pada bob (*emak zaman now juga punya PR 😂). Nah kalo gak salah pernah denger atau dikasih tau siapa gitu, kalo kabel baru dicabut jangan digulung dulu. Jadi sengaja dibiarin dulu aja gitu. Besok pagi baru diberesin 😅

Tapi ah, komunikasi​ mu itu loh bikin aku geregetan 😆. Udah tau padahal mah itu ulah istrinya. Masih juga ditanya 😶

Dan aku paham maksudnya. Ya ya, besok besok aku langsung beresin 😌

Belajar lagi emak hari ini ☺

#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

One Day One Shiroh

0

"umi, celana aku yg ada list merahnya mana?"

"sarung aku yang warna hijau mana yang?"

"Mi, jangan lupa sekalian beliin bon cabe"

"tisu abis gaa? mau sekalian dibeli nih"

Pernah gak mak ngerasa komunikasi sama doi sekarang gitu gitu aja. Ya, cuma sekitaran nyari celana, nitip bon cabe, ngabarin pulang telat, andebra endebre. Padahal yah waktu awal nikah udah ngerancang bakal ngadain diskusi ini itu. hahhaa *itumah akuh 😆

Jadi waktu kemarin tetiba pak suami ngebahas palang pintu. Ealah apaan maksutnya? Ternyata ada kisahnya. Kisah Nabi Ismail. Gimana sih ceritanya? Ini aku ambil dari muslimah.or.id ya..
------------
Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma’il. Akan tetapi, Nabi Isma’il saat itu sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya ke mana suaminya dan apa pekerjaannya.

Maka istri Nabi Isma’il menceritakan bahwa suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka sangat sulit. Maka Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”

Kemudian Nabi Ibrahim segera pulang. Tatkala Nabi Isma’il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya.

Istrinya lalu bercerita, “Tadi ada seorang tua datang yang sifatnya demikian (ia menyebutkan sifat-sifat Nabi Ibrahim). Ia bertanya tentang engkau dan aku kabarkan kepadanya. Dia juga bertanya tentang kehidupan kita dan aku kabarkan bahwa sesungguhnya kita dalam kesulitan. Dia menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau mengganti palang pintu rumahmu.”

Maka Nabi Isma’il pun berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan palang pintu itu. Kembalilah engkau kepada orang tuamu (Nabi Isma’il menceraikan istrinya, ed.)!”

Kemudian Nabi Isma’il menikah lagi dengan wanita lain. Setelah itu, Nabi Ibrahim datang lagi pada waktu yan lain, dan Nabi Isma’il juga kebetulan sedang pergi berburu. Maka Nabi Ibrahim menemui istri Nabi Isma’il dan bertanya tentang Nabi Isma’il. Maka istrinya bersyukur kepada Allah dan juga menceritakannya.

Kemudian Nabi Ibrahim menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Nabi isma’il menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan nikmat dan kebaikan. Istri Nabi isma’il tersebut adalah seorang wanita yang baik, yang bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya. Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Jika suamimu datang, sampaikanlah salam kepadanya dan katakan kepadanya agar ia mengokohkan palang pintu rumahnya.”

Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang.

Maka tatkala Nabi Isma’il pulang, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?

Istrinya menjawab, “Tadi datang kepadaku seorang tua yang keadaannya demikian….”

Nabi Isma’il bertanya, “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”

Istrinya menjawab, “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, maka aku sampaikan bahwa kita berada dalam kenikmatan, dan aku mengucapkan syukur memuji Allah.”

Nabi Isma’il bertanya lagi, “Kemudian apalagi yang ia katakan?”

Istrinya menjawab, “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk mengokohkan palang pintu rumahmu.”

Nabi Isma’il lantas berkata, “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu (sebagai istri).”
----------
Nah begitu ceritanya. Setelah ngomongin palang pintu (*eh maksutnya kisah Nabi tadi) aku jadi kepikiran buat bikin diskusi one day one shiroh. Ya kisah yang sederhana aja. Buat diambil pelajarannya. Jadi, komunikasi bersama pasangan gak seputaran nyari celana, baju atau sarung lagi 😆

Tinggal prakteknya mak! Semoga one day one shirohnya bisa disharing juga ya.. hihi.. doakeun emak ✌

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Rabu, 08 November 2017

Kartu ku Angus

0

"Kartuku hangus bi" ucapku dengan lemas.

Cukup lama ku tunggu kesempatan untuk bicara ini dari sepulang ia kerja. Menunggu waktu yang tepat. Karena pasti akan di 'ceramahin' lantaraan pak suami memang sudah berulang mengingatkan untuk isi pulsa.

Benar saja. Tapi mau gimana lagi. Kartuku sudah hangus. Nasi sudah jadi bubur. Konsekuensinya bukan hanya diceramahin pak suami. Tapi juga ganti nomor lagi 😢

Dua hal aku belajar dari komunikasi hari ini. Choose the right time and i'm responsible for my communication results. Janji, gak angus angus lagi deh kartunya ✌

Jadi, sekalian mau infoin kalo kartuku gak bisa ditelephone. Masih bisa dihubungi via WA sebelum ganti nomor. Terimakasih

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Memperbaiki

0

Dirumah petakan kami, banyak anak berkumpul. Entah sekedar main, baca buku atau menyodorkan buku PR nya untuk dibantu mengerjakan. Konsekuensi dari itu ya rumah kami ramai 😅

Sampai pada suatu kesempatan aku meminta pak suami untuk menyudahi agenda malam (red: bantu anak tetangga ngerjain PR) itu karena karena sudah terlalu lama.

"Anaknya masih semangat" katanya.

Yah, biasalah muka emak langsung flat 😂 sampai pak suami mengingatkan kembali tentang niatku membuka kegiatan ini. Ya, untuk manfaat buat lingkungan. Buat bantu anak anak supaya pinter.

Tapi namanya lagi kesel trus diceramahin, gengsi buat menerima dan mengakui kesalahan. Sampai akhirnya aku berucap, "terimakasih bi, sudah diingatkan tentang niat" dengan senyum manis 😆

Lagi lagi karena aku sedang belajar tentang komunikasi produktif, aku tersadar untuk memperbaiki.

Selamat memperbaiki komunikasi 😊

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Senin, 06 November 2017

Kaidah 7-38-55 (part 2)

0

Mesih mengenai kaidah 7-38-55 yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi bersama pasangan.

Yang paling gak bisa ditutupi dari emak faidhan kalau ada sesuatu yang kurang ngenakin hati, muka tiba-tiba bisa berubah jadi flat. Males dan jutek 😑

Kayak kemarin sore abis nyuci piring tetiba ngeliat hal yang gak ngenakin hati. Pak suami langsung negor "umi, mukanya kenapa?"

Langsung inget lagi belajar tentang komunikasi produktif. Gak ngambek lagi. Gak diem lagi. Langsung duduk dan bilang apa yang jadi masalahnya.

Clear. Dan muka kembali seperti semula. Haha..

Aku belajar hari ini 😊

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 05 November 2017

Kaidah 7-38-55 (part 1)

0

Salah satu kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi bersama  pasangan adalah  kaidah 7-38-55.

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

Hari ini, aku beberapa kali mengingatkan pak suami tentang intonasi dan bahasa tubuh yang 'berlebihan' untuk sekedar informasi yang ia ingin sampaikan.

"Biasa aja kali. Itu idungnya sampe gede gituh" ledek ku.

Hehee.. aku bisa ingatkan karena saat ini aku juga lagi nerapin kaidah ini ke diri sendiri. Mencoba berintonasi 'biasa aja' gak perlu tinggi apalagi sampai masuk katagori marah.

Yuk ah, berbenah terus 😊

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 04 November 2017

Bersuara Keras

0

"Ya, mereka kan cuma lihat casingnya aja. Luarnya" komentar pak suami.

Sore itu kami ngobrol tentang komentar orang yang bilang kalo emaknya faidhan gak kedengeran suaranya. Anaknya lagi ngoceh ngoceh tapi emanknya gak nimpalin. Begitu kurang lebih.

Komunikasi buat ku tak selalu harus bersuara keras. Tak harus berteriak. Tak harus bising. Terlebih kita bukan hidup dihutan. Tapi dirumah berdempet yang mepet 😂

Membacakan buku, bercerita, mengucap satu kata entah hewan atau lainnya jadi ikhtiar kami dirumah. Dan itu tak perlu diucapkan dengan suara keras. Ia mengerti bahkan bisa mengulangi, cukup.

Ya. Karena setiap orang mempunyai penilaian yang berbeda terhadap sesuatu, jadi tak perlu repotlah kita pada setiap penilaian mereka.

Seperti yang pak suami bilang, "mereka cuma nilai dari yang kelihatan sama mereka aja".

Obrolan kami sore itu ya tentang menyikapi pandangan  orang terhadap (pola asuh) kita.

Semoga, Allah menuntun kita agar terus benar dalam berjalan. Aamiin

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jumat, 03 November 2017

Ingetin ya 😆

0

Pagi manis hari ini ditemani pisang coklat dan pisang keju. Materi pertama dari kuliah bunsay yang aku ikuti adalah komunikasi produktif. Kalo kata Ust. Salim, wanita secara linguistik itu lebih cerdas dari pada laki-laki. Laki-laki mengeluarkan kata-kata sebanyak 5.000-7.000 dalam sehari. Sedangkan wanita, 24.000-50.000 perharinya. Dalam beberapa kesempatan, wanita juga lebih banyak menggunakan kalimat tidak langsung. Beda dengan laki-laki. Nah ini yang kadang suka bikin misunderstanding. Si emak ngambek karena pak suaminya gak ngerti-ngerti. Si pak suami gak ngerti kenapa si emak ngambek. Haha.. pernah mak?

Makanya, di #gamelevel1 #kuliahbunsayiip ini aku milih nyelesein #tantangan10hari ini sama suami.

"Tolong ingatin aku ya kalau aku marah dan ngambek" tutupku diobrolan pagi ini.

Semoga #tantangan10hari ini bisa mengantarkan untuk istiqomah ber #komunikasiproduktif. Tanpa marah. Tanpa ngambek 😆

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Rabu, 01 November 2017

Pagi Manis

0

Ini PR aku utk mengawali pagi dengan manis. Yah, tau kan hecticnya pagi untuk seorang ibu ituh kayak gimana. Apalagi kalo ada hal yg bikin dia gak suka. Wah bisa jd moodnya berubah dan cemberut deh pagi pagi.

Ya. Ini yang aku harus rubah. Jadi apapun yg terjadi, aku harus manis di pagi hari 😂

Pagi ini, aku bangun dengan rasa syukur. Alhamdulillah, Allah hadirkan aku bersama ia yang jarang mengeluh. Ya, aku belajar banyak darinya. My beloved husband.

"Aku bersyukur punya kamu"
Ucapku pagi itu.

Menemaninya sarapan, ngobrol tentang foto masa kecil dan ditutup dengan mengantarnya ke pintu untuk berangkat menjemput rezeki.

Terimakasih Ya Rabb untuk pagi manis ini. Semoga seterusnya pagi ku tetap manis 😊

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Selasa, 31 Oktober 2017

Literasi dalam Diri

0

Sejak jadi emak, memutuskan resign, membuat aku takut diawal. Takut terjebak dengan rutinitas yang monoton dan tak berkesudahan. You know lah, mencucui, memandikan anak, masak, nyapu, nyuci piring dan aktifitas emak emak lainnya. Tak bisa belajar, tak berkembang.

Aku lupa, bahwa Allah mengatur semua. Semuanya. Ternyata menjadi emak saat ini justru membuatku lebih banyak belajar. Belajar sabar dengan tumpahan makanan anak, belajar mengelola emosi meski terkadang masih tak beraturan, belajar kembali doa harian seperti doa berpakaian karena setiap harinya sering memakaikan baju untuk anak dan banyak lagi pembelajaran lainnya. Lebih banyak saat sekolah dulu, menurutku.

Allah juga perkenankan aku mengenal emak emak hebat dalam komunitas. Allah atur semua. Allah buat jalannya. Saat ini, bersama kelas menulis kami sedang berguru dengan Kak Galuh. Semoga Allah berkahi setiap ilmu yang dibagikan.

Membangun rencana literasi dalam diri adalah PR pertama. Ya, selama ini memang membaca. Tapi tak serius, tak tuntas.

Semoga dengan azam membaca 30 menit dalam sehari dan menuliskannya kembali dalam blog serta istiqomah untuk ODOP (one day one posting) di sosial media, membuat litrerasi dalam diriku berkembang. Bismillah 😊

Minggu, 01 Oktober 2017

Kaya

0

Dibeberapa menit aku diam. Sering. Menatap lekat bening itu. Tetiba tercium suara sang guru kala lalu.

"Saat ia ada, rasanya kaya" Sambil menyentuh dadanya.

 Ya. Benar. Kaya sekali. Bahkan rela ku tinggalkan semua, demi bersamanya.

Sabtu, 23 September 2017

Kulwap Me Time

0


Tulisan ini adalah materi dari kulwap Me Time, Yes! Depresi, No! oleh Dessy Natalia.
Melihat banyak ilmu dari kulwap tersebut, saya mengumpulkannya dalam label kulwap. Jadi, ini bukan tulisan saya ya.. Hanya mengumpulkan agar manfaatnya bisa terasa oleh yang lain. Terimakasih

______________________

Halooo buibu semua.. 🙏🏻
Rasanya senang sekali bisa sharing di sini dengan ibu-ibu hebat & bahagia.. 😍

Malam ini, insya Allah saya akan sedikit sharing seputar depresi.
Ceritanya, saya sedang membumikan depresi.
Lho, memangnya kenapa dengan depresi?

Yup, jika mendengar kata depresi, yang terlintas di pikiran kita pasti sudah yang aneh-aneh ya, bu..
Orang yang (maaf) stres lah, orang-orang tanpa pegangan hidup, penderita gangguan jiwa atau pelaku bunuh diri 😰
Iya, memang seseram itu, tapi sebenarnya depresi itu bisa menyerang siapa saja, termasuk sosok ibu seperti kita semua.. 🙈

Tapi, nggak perlu takut, bu..
Hari ini kita kenalan yuk dengan depresi 😊

Semakin kita mengenali, semakin kita tahu cara mencegahnya. Dan jika ternyata kita sedang menderita depresi, dengan lebih mengenali hal-hal mendetail tentang depresi, diharapkan kita bisa tahu cara terlepas dari jeratan depresi.

Bismillahirrohmanirrohiim..

Disclaimer: narasumber bukanlah tenaga kesehatan yang berwenang mendiagnosis depresi. Sharing kali ini bersumber dari berbagai penelitian dan pengalaman pribadi narasumber.. 🙏🏻

*Depresi, Siapakah Dia?*

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Edisi ke-4), depresi didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kehadiran mood negatif (bad mood) atau berkurangnya kemampuan untuk mengalami kebahagiatan selama setidaknya dua minggu. Setelah gejala utama tersebut, biasanya penderita juga akan menunjukkan setidaknya empat gejala tambahan seperti perasaan tidak dihargai atau rasa bersalah, gangguan tidur, kegelisahan  atau berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi.

Bad mood, sedih dan galau adalah hal biasa yang terjadi di keseharian kita. Namun, jika selama bad mood atau kesedihan melanda selama berminggu-minggu bahkan berbulan dan menahun, ibu harus waspada dengan kemungkinan depresi. Cara membedakan sedih ‘biasa’ dengan sedih depresi cukup mudah. Jika kondisi psikis kita sangat mengganggu tidur, selera makan, cara kita berinteraksi dengan orang lain sampai cara kita memandang kehidupan, langsung hubungi dokter atau psikolog untuk penanganan depresi.

Parahnya lagi, depresi adalah kontributor terbesar pada keputusan seseorang untuk bunuh diri. Ya, penyakit yang tak bersuara, tak terasa nyerinya namun sangat mematikan itu bernama depresi.

*Sekilas Fakta Tentang Depresi*

Beberapa waktu yang lalu Indonesia digemparkan dengan begitu banyak berita bunuh diri yang dilakukan di berbagai tempat oleh beragam kalangan masyarakat. Mulai dari yang tidak terkenal dan hidup menyendiri, sampai artis dunia dengan jutaan fansnya!

Ini baru satu fakta tentang depresi dan ada beberapa fakta menarik lainnya tentang depresi yang harus ibu tahu:

- Wanita berpeluang dua kali lebih besar mengalami depresi dibandingkan dengan pria.
- Depresi adalah gangguan kejiwaan yang paling lazim ditemukan di seluruh dunia sekaligus paling melemahkan.
- Depresi adalah satu dari lima penyebab utama dari disabilitas dan penyakit di seluruh dunia.
- Setiap orang memiliki peluang untuk mengalami depresi, namun memiliki kemampuan berbeda untuk bertahan dari depresi.

Bagaimana, bu? Semoga kita tidak menyepelekan depresi karena bahayanya ada di sekitar kita ya, bu..

*Depresi dan Wanita*

Seperti yang telah disampaikan di atas, ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa wanita berpeluang dua kali lebih besar menderita depresi dibandingkan pria. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut, antara lain:

*1. Faktor Reproduksi*
Qadarullah, wanita diberi banyak keistimewaan oleh Allah, termasuk memiliki fase-fase reproduksi yang meliputi menstruasi, kehamilan, kelahiran dan menopause. Fase-fase inilah yang memiliki kontribusi tertinggi atas tingginya tingkat depresi pada wanita. Beberapa bukti menyatakan bahwa homon estrogen berpengaruh pada sistem neurotransmitter. Bahkan, berdasarkan data dari WHO, kondisi postpartum depression dialami oleh sekitar 6% populasi dunia.

Bisa dikatakan, kesedihan yang kita alami ketika PMS adalah miniatur dari depresi. Bahkan, bagi beberapa individu, PMS dapat menyebabkan gangguan emosi yang begitu besar dan sangat mengganggu. Pun ketika kita mengalami perasaan yang sangat sensitif ketika kehamilan, baby blues ketika pasca melahirkan atau coba tanyakan kepada ibu-ibu kita bagaimana rasanya bulan-bulan pertama ketika datang masa menopause.

*2. Peristiwa pemicu stress dalam kehidupan*
Ternyata peristiwa-peristiwa yang memicu stress juga sangat berpengaruh terhadap peluang wanita mengalami depresi. Dimulai ketika seorang gadis mengalami puber, ia terbebani dengan problem seperti “Ah, aku harus punya baju model terbaru!”, “Bentuk badanku nggak oke, nih!”, “Kenapa aku nggak bisa seperti kelompok gaul itu, ya?” dan lain sebagainya yang jarang dialami oleh pria.

Contoh lain dari peristiwa stressful adalah kenangan akan pengasuhan masa kecil yang traumatik atau kekerasan yang pernah dialami ketika kecil. Sayangnya, wanita pun lebih berpotensi untuk mengalami peristiwa traumatik ketika dewasa, seperti kekerasan seksual atau penyerangan fisik dibandingkan pria.

Wanita juga lebih berpeluang mengalami stress yang lebih besar ketika mengalami peristiwa-peristiwa seperti menjadi orang tua tunggal, menderita sakit berat atau merawat keluarga yang sakit.
Tak kalah penting, kemiskinan juga menjadi faktor dominan yang bisa memicu depresi. Ketakutan wanita akan malgizi yang dialami keluarganya, isolasi sosial, sulitnya akses pendidikan, dan lain-lain meningkatkan peluang wanita mengalami depresi.

*3. Faktor genetik*
*4. Faktor sosial*
5. Dan faktor-faktor lainnya

*Kabar baik*nya, walaupun wanita berpeluang lebih besar mengalami depresi, tapi ternyata wanita cenderung mencari bantuan kepada ahlinya, sedangkan pria cenderung ‘lari’ kepada hal-hal seperti alkohol, obat-obatan terlarang dan sejenisnya. Hal ini pula yang menyebabkan tingkat bunuh diri pria lebih besar dibandingkan wanita.

*Penyembuhan*

Bersyukurlah ketika ibu sadar jika ibu menderita depresi. Lebih-lebih jika ibu sudah mengenali gejala-gejala depresi dan segera ‘ngeh’ sebelum kondisi bertambah buruk.

Namun, jika ibu sudah terlanjur menderita depresi, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan oleh ibu, tentunya di bawah pengawasan dokter atau psikolog ya, bu 🙏🏻

*1. Segera temui dokter atau psikolog yang dapat membantu ibu.*

Teman mungkin bisa membantu ibu untuk mengeluarkan uneg-uneg, namun tidak bisa membantu menyembuhkan depresi.

*2. Mengonsumsi obat-obatan anti depresi.*
Beberapa teman mengonsumsi obat-obatan anti depresi yang diresepkan oleh dokter mereka dan merasa jauh lebih baik setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut. Ada yang memerlukan waktu beberapa bulan dan ada pula yang memerlukan waktu menahun, sesuai dengan tingkat depresi yang dialami.

*3. Melakukan sesi psikoterapi dengan psikolog dan terapi simulasi otak* adalah dua opsi lain dari obat anti depresi yang biasanya diberikan oleh dokter atau psikolog untuk menyembuhkan depresi.

*4. Melakukan self healing.*

Kini, ada beragam self healingyang bisa dicoba oleh ibu. Saya sendiri sampai saat ini mempraktekkan Trauma Release Exercise (TRE) karena sangat relaxing. Walaupun self healing dilakukan diri sendiri, namun untuk mempelajarinya tetap dibutuhkan bantuan dari pelatih tersertifikasi.

*5. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.*

Belajar percaya bahwa ketetapannya pasti yang terbaik, walaupun saat ini kita belum dimampukan untuk mengetahui maksud dari peristiwa yang ditakdirkan untuk kita. Kita bisa merutinkan puasa, shalat sunnah, ibadah malam, shalawat dan dzikir untuk membuat hati semakin tenang.

Oia,
Boleh saya titip pesan, bu? Jika ada saudara atau kenalan yang mengalami depresi, tolong hindari untuk mengatakan hal-hal seperti, “Tenang, semua akan baik-baik saja”, “Kamu kurang bersyukur sih, jadinya seperti ini!”, “Ah, kamu mah lebay banget, gitu aja stress!” dan judgement lainnya, karena percayalah bahwa hal itu tidak sedikitpun dapat membantu penderita depresi. Sebaliknya, ibu bisa mencoba untuk menjadi pendengar setia (ingat, mereka tidak butuh komentator), membuat mereka sibuk dengan hobi mereka atau sekedar memeluk dan menyentuh mereka 😊😊😊

*Pencegahan*

Setelah berkenalan dengan depresi, yuk cari tahu bagaimana mencegah depresi! 🎉

- *Cara pertama adalah dekatkan, dekatkan dan dekatkan diri kepada Sang Pencipta.*

Klise, tapi semakin banyak mengingat Allah, insya Allah hati kita menjadi semakin tenang.

- *Mencoba mencari sisi positif dari setiap kejadian.*

Seorang bapak pernah memberi resep menjalani hidup dengan tenang kepada saya, yaitu: berkhuznudzon terhadap ketetapan Allah. Duh, susah ya, bu, tapi insya Allah kita bisa. Yuk, sama-sama pelan-pelan belajar..

- *Membuat goal setting.*

Jika punya banyak waktu, ibu bisa membuat dream book berisi impian-impian yang ingin dicapai selama hidup. Jika terbatas, ibu bisa menulisnya di selembar kertas dan membaginya menjadi beberapa periode (misalnya: Target 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dst). Fungsinya untuk apa, bu? Dengan membuat goals, maka kita akan disibukkan untuk mencapai impian-impian kita dibandingkan memikirkan masalah dan kesedihan yang pasti tak pernah berhenti datang di kehidupan kita.

- *Jangan pernah sendiri.*

Penyendiri berpeluang lebih besar terkena depresi. Bersosialisasi, berkomunitas. Ajak anak-anak pergi beraktivitas ke luar rumah, bertemu banyak orang, mengerjakan hal-hal baru.

Atau ibu juga bisa mengikuti beragam komunitas online sesuai minat ibu. Berteman dengan sebanyak-banyaknya orang. Siapa tau bisa jadi jalan rezeki juga, kan? 😊

- *Untuk ibu-ibu yang baru melahirkan, komunikasikan pada keluarga sejak jauh-jauh hari sebelum melahirkan, bahwa kelak ibu memerlukan istirahat pasca melahirkan.*

Jangan sungkan meminta bantuan pada keluarga untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ingat bu, hanya ibu bahagia yang bisa menghasilkan ASI berlimpah dan memenuhi kebutuhan bayi.

- *Memiliki me time yang berkualitas.*

*Depresi dan Me Time*

Salah satu alasan yang paling sering saya dengar tentang penyebab depresi pada wanita adalah perasaan merasa tidak berguna dan powerless.

Solusinya bukan menjadi yang lebih segala-galanya dibandingkan suami, tetapi tentang bagaimana ibu bisa melakukan *aktualisasi diri*. Bagaimana agar ibu merasa bahwa dirinya *berarti dan berharga*, minimal untuk keluarganya dan syukur-syukur bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Salah satu cara yang bisa dimanfaatkan ibu untuk mengaktualisasikan diri adalah ketika me time.
Jadi, jika ibu masih menganggap bahwa me time adalah omong kosong dan nggak penting, yuk dipikir-pikir lagi 😊😊

Me Time, Ketika Aku Menyelami Diriku*

Jadikan me time sebagai sarana kita mengenal diri sendiri, menyapa diri sendiri. Jadikan me time sebagai waktu kita untuk sejenak keluar dari rutinitas harian 24/7.

Karena me time kita sangat terbatas, pastikan kita melakukan sesuatu yang benar-benar kita sukai.
Lakukan apa-apa yang menjadi passion kita ketika me time tiba. Dan akan lebih baik lagi jika me time dapat menjadi waktu kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

Menjadi ibu bukan berarti mengubur impian dalam-dalam, karena ibu juga berhak untuk bahagia. Ibu juga berhak untuk melakukan hal-hal sesuai passionnya.

Jika ibu memiliki passion menulis, isilah me time dengan menulis, berkomunitas dengan penulis lain, belajar tentang kepenulisan, menjadi professional dalam bidang kepenulisan.

Jika ibu memiliki passion mengajar, isilah me time dengan berbagi ilmu dengan banyak orang lain. Tak perlu keluar rumah jika memang tak memungkinkan. Kini, media sosial telah menjadi media pembelajaran terefektif dan terefisien yang bisa dimanfaatkan ibu. Ada banyak orang di luar sana yang mungkin saja membutuhkan ilmu yang ibu miliki.

Jika ibu memiliki passion berbisnis, isilah me time dengan belajar berbisnis. Dimulai dari menjual hal-hal sederhana, tanpa modal dan tanpa stok, yang kini peluangnya sudah sangat amat banyak. Tapi ingat nasihat Bu Septi (founder Institut Ibu Profesional), “Rezeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari”. Nggak harus ngoyo berbisnis sampai melupakan keluarga, karena rezeki itu sudah diatur. Yang pasti, kemuliaanlah yang harus terus dicari.

Dan banyak lagi contoh passion yang ada.

Masing-masing ibu adalah individu yang unik, maka jangan paksakan untuk ingin seperti orang lain, mengisi me time dengan sesuatu yang kekinian hanya karena mengikuti tren.

Sekali lagi, karena me time ini sangat terbatas, maka pastikan jika ibu sudah memenuhi kewajiban ibu sebelum melakukan me time.
Jangan lupa komunikasikan dengan keluarga tentang me time ini:

Tentang seberapa pentingnya me time bagi ibu. Tentang me time yang membuat ibu bisa mengaktualisasikan diri. Tentang bagaimana me time bisa membuat ibu semakin bahagia. Dan tentang *bagaimana anak-anak yang bahagia hanya bisa dihasilkan oleh ibu-ibu bahagia*.

Ibu membutuhkan inspirasi me time yang berkualitas, boleh banget lho cari referensi dari 33 kisah me time inspiratif dalam buku *33 Kisah Me Time, Perjalanan Ibu Bahagia*.

Yuk, jadi ibu bahagia!

*So, Me Time, Yes! Depresi, No!*


Jumat, 30 Juni 2017

Setahun Menjadi Ibu

0

Aku fikir tugas ibu hanya mengandung, membawa kemanapun pergi selama 9 bulan. Tapi ternyata, si jabang bayi juga mendengar bahkan mengenali suara ibunya dalam perut yg gelap. Jadi, tugas ibu bukan hanya mengandung, tapi jg memperdengar yg baik baik. Tilawah juga doa agar lahir yang soleh, yg lebih baik darinya.
.
Aku pikir tugas ibu hanya melahirkan. Tapi ternyata dibalik itu, ada drama baik normal maupun SC. Ia yg tak menghargai, menganggap SC tak seberapa. Tak berjuang, mungkin pikirnya tak menitih air mata. Tapi, sudahlah.
.
Aku pikir tugas ibu hanya menyusui. Tapi ternyata menyusui pun hrs melewati demam berhari-hari. Belum lagi lecet, tergigit dan lainnya.
.
Aku pikir tugas ibu hanya menemani ia tidur. Tapi ternyata harus terbangun saat malam hari. Apalagi jika ia sedang sakit.
.
Aku pikir jadi ibu hanya memberi ia makan, asal kenyang. Ternyata ada gizi yg harus seimbang. Berharap ia tumbuh menjadi sehat dan kuat.
.
Aku pikir jadi ibu hanya menemani mainnya, asal anteng. Ternyata banyak indra yg hrs dikembangkan. Bahkan masa emasnya hanya berlangsung singkat.
.
Aku pikir jadi ibu itu tak perlu ilmu. Jalan saja, nanti jg bisa. Ternyata ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anaknya. Tak ada sekolah menjadi ibu, tak ada dlm kurikulum.
.
Aku pikir jadi ibu itu..
Ah, ternyata..
.
.
Selamat satu tahun, faidhan.
Maaf, blm jadi ibu sepenuhnya.

Minggu, 21 Mei 2017

Universitas Kehidupan

0

*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*

Selepas SLTA, aku meneruskan perkuliahanku dengan mengambil jurusan konseling. Sengaja aku mengambil jurusan ini, karena fikirku ilmu ini akan sangat membantu menjalani hari-hari dengan 'sehat'. Berjalannya waktu, selepas gelar sarjana, kita semua perlu tetap belajar. Ya, belajar di universitas kehidupan. Ini lebih aplikatif lagi ilmunya. Aku akan mengambil jurusan psikologi anak. Khususnya pada masa golden ages. Jurusan ini akan mendalami tentang tumbuh kembang anak, tugas perkembangan, mengatasi masalah-masalah yang biasa dialami anak-anak dan lainnya. Sebenarnya ini ada di jurusan bimbingan konseling di universitas biasa, namun belum menyeluruh.

Alasanku mengambil jurusan ini di universitas kehidupan bukan tanpa alasan. Berawal dari Allah karuniakan amanah berupa anak yang sungguh putih. Aku harus bisa menjaga fitrahnya. Apalagi ketika aku memutuskan untuk resign. Aku harus mengisi hari-hari yang bermakna dengan faidhan, malaikat kecilku. Untuk itu, aku ingin mendalami tentang tumbuh kembang anak di masa yang paling penting. Dimana masa itu tak kan pernah terulang. Dimana masa itulah masa yang paling efektif untuk memupuk karakter. Masa yang melekat. Masa yang paling penting.

Perlu usaha untuk mengetahui ilmu-ilmu itu. Ilmu tumbuh kembang anak. Maka salah satu langkahnya adalah dengan ikut institut ibu profesional ini. Apapun ikhtiar lainnya adalah, membaca buku atau informasi seputar tumbuh kembang anak, ikut seminar atau pelatihan menjadi orang tua yang baik dan lainnya. Semoga Allah ridhoi semuanya.

Berkaitan dengan menuntut ilmu, sikap rendah hati adalah bagian penting. Kosongkan gelas agar banyak yang bisa ditampung. Tak sombong. Tak ada yang bisa disombongkan atas sedikit ilmu yang dititipkan. Juga luruskan niat untuk berbagi. Ya, berbagi yang telah sedikit kita tau itu.

Rabu, 26 April 2017

I RESIGN

0

Cuma bertahan kurang dr 1,5 bulan pasca cuti melahirkan. Yah, semua memang pilihan.

Yang sejalan sama aku pasti tau jg gimana ujian ngadepin omongan orang lain. Dari yg suam suam kuku sampe yg panaass kayak air mendidih 😂

buang buang duit aja kuliah klo akhirnya jd IRT! *padahal mah bayarin kuliah jg engga tuh orang. hihii.. *

cari kerjaan tuh susah. malah mau keluar!

bener mau resign? emang gak mau punya rumah? nanti susu dan sekolah faidhan gmn?

sekarang tuh apa apa mahal. kerja berdua aja masih kurang apalagi sendiri!

daaann.. you know lah.. bisa kali dilanjutin sendiri..

tapi, da aku mah apa atuh. cuma wanita yg mutusin nikah muda krn gak mau buang buang waktu, tenaga, hati, pikiran, dll buat pacaran, galau, atau apalah apalah.. trus punya anak diusia beliaa. yagitu belia? wkwkw.. jadi kitamah yah diem ajah. Mangga yg mau ngomong apa ajah. Terserah.. Kayaknya udh lumayan kebal 😂

Yah, sarjana yg mutusin jd pengangguran ini gak punya ilmu, blm ada pengalaman kayak emak emak terdahulu, blm ngerasain gmn punya anak dua atau tiga dan sdh sekolah. Jadi, aku memilih diam dan berdoa semoga Allah ridha dg keputusan ini. Bukankah itu yg diburu semua manusia?

#latepost #workingmomgakjadi #fulltimemomajah #dirumahajah #jadiemakemak #emakbaru #emaknewbie #IRT #proundtobeirt #irtmuda #irtberdaya

Senin, 17 April 2017

Ibu perlu ilmu

0

Ibu. Sejak dulu kata itu sakral buatku. Sejak aku kecil. Pun sampai saat ini. Saat sudah menjadi Ibu.

Ibu buatku adalah malaikat didunia. Bahakan Nabi pun mendahului Ibu sampai 3 kali ketika ditanya oleh seseorang.

Untuknya, ibu bukanlah orang sembarang. Karena banyaknya hal yang dipikul dipundaknya, ia butuh ilmu.

Sebagai ibu baru, Allah tunjukan jalan untuk mengetahui ibu ibu terdahulu yang banyak ilmu, banyak pengalaman dan banyak cerita.

Salah satunya adalah mengenal Ibu Profesional kepunyaan Ibu Septi Peni Wulandani. Ya, tak perlu lah panjang lebar menjelaskan sosoknya. Karena sudah banyak tulisan tentangnya.

Semoga ikhtiar ini berbuah ilmu nan berkah. Barakallah fiik