Minggu, 08 Juli 2018

Izinkan Aku Berzina!

0

Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!


Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu! Diam!


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mendekatlah.


Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?


Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” sahut pemuda itu.


Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai.


Lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?


Tidak, demi Allah, wahai Rasul!” pemuda itu kembali menjawab.


Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai.


Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?


Tidak, demi Allah, wahai Rasul!


Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai.


Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?


Tidak, demi Allah, wahai Rasul!


Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.


Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?


Tidak, demi Allah, wahai Rasul!


Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai.


Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.

Pertanyaan Rasulullah sangatlah apik. Pertanyaan yang dilontarkan dengan subjek yang dalam hal ini adalah keluarganya. Orang-orang yang dicintai.

Lantas jika kita kerucutkan menjadi hal yang lebih sederhana seperti, menjaga diri dari melihat aurat wanita lain, menghindari posting dan komentar terhadap wanita lain, maka tidakkah senang jika ibu, istri, anak perempuan dan saudara perempuannya dihormati sedemikian itu?

Bahwa menjaga mata dari melihat yang tidak berhak adalah bagian dari ikhtiar untuk Allah jaga pasangan kita dari tatapan liar. Bahwa menjaga lisan dari komentar terhadap wanita yang makin marak tersebar dijengkal media sosial adalah bagian dari tercegahnya wanita tercinta dari mulut laki-laki asing.

Maka, semoga Allah menjaga setiap yang hak agar tidak kotor dengan yang tidak halal.

Bukankan untuk terjaga, perlu menjaga?

0 komentar:

Posting Komentar